Senin, 29 September 2025

Melihat dari Dekat Proses Pengolahan Nikel di Pabrik PT IMIP Morowali 

Melalui proses peleburan, nikel dapat diekstraksi menjadi berbagai macam produk peralatan rumah tangga, bodi mobil hingga tangki bahan bakar.

Penulis: willy Widianto
Editor: Choirul Arifin
Tribunnews/Willy Widianto
SUHU TINGGI - Proses pemanasan dan peleburan nikel yang sudah siap menjadi stainless steel di pabrik PT IMIP Morowali. Di tahapan ini bentuk stainless steel masih berupa balok ukuran panjang, setelah itu kemudian dipotong menjadi lembaran-lembaran gulungan. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nikel adalah salah satu jenis logam serba bisa. Melalui proses peleburan, nikel dapat diekstraksi menjadi berbagai macam produk peralatan rumah tangga, bodi mobil hingga tangki bahan bakar.

Tribunnews sempat mengikuti agenda visit media ke PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Sulawesi Tengah. Salah satu kunjungannya adalah mengintip proses peleburan nikel.

Proses tersebut meliputi pengolahan bijih nikel hingga menghasilkan produk akhir seperti feronikel, nikel pig iron hingga nikel matte. Awal proses peleburan nikel dimulai dari bijih saprolit.

Bijih saprolit adalah jenis bijih nikel yang terbentuk dari proses pelapukan kimiawi batuan dasar. Bijih ini memiliki ciri khas kandungan nikel yang lebih tinggi dibandingkan bijih limonit, umumnya sekitar 1,5 persen hingga 3 persen.

Peleburan bijih nikel diawali oleh tungku smelter bersuhu sangat tinggi dan sangat menantang serta penuh risiko. 

Di ruang kontrol tersebut banyak operator yang memantau layar monitor yang terpampang di meja masing-masing. Tahapan peleburan di smelter merupakan tahap yang sangat krusial sebab kandungan air harus dipastikan benar-benar nol persen.

"Kalau ada satu persen saja kandungan air bisa muncul ledakan. Karena itu ada ruang kontrol disini," ujar salah satu pekerja di PT IMIP, Senin(21/7/2025).

Communications Director PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Emilia Bassar mengatakan, proses pengolahan nikel di PT IMIP memiliki 54 line smelter pengolahan bijih nikel.

Para pengunjung yang melihat proses peleburan juga wajib mengenakan helm keselamatan, masker, rompi dan sepatu khusus. Telepon seluler juga tidak diperbolehkan digunakan untuk mengambil foto dan video.

Saat melihat proses smelting udara terasa sangat panas dan membuat badan berkeringat saat memantau kegiatan itu.

Dalam proses pengolahan, bijih saprolit diolah menggunakan metode pyrometallurgy dengan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF). Bijih saprolit dihancurkan dan dipanaskan melalui tungku putar (rotary kiln) dan dilebur dalam tungku listrik (electric furnace) bersuhu 1.400-1.800 derajat Celcius.

Pengolahan tersebut menghasilkan Nickel Pig Iron (NPI) dengan kadar nikel 10 persen, feronikel berkadar nikel 15-40 persen, serta nikel matte berkadar nikel tinggi hingga 80 persen di klaster stainless steel.

Baca juga: Permintaan Global terhadap Produk Nikel Meningkat, Harita Nickel Jalani Audit Standar IRMA

Sementara itu, di klaster carbon steel, pengolahan tersebut menghasilkan steel slab, steel plate, steel bar, serta steel wire rod

Untuk bahan baku baterai kendaraan listrik dihasilkan dari pengolahan bijih nikel kadar rendah atau limonit. Limonit adalah bijih besi yang merupakan campuran oksida besi (III) terhidrasi dengan berbagai komposisi.

Rumus kimianya sering ditulis sebagai FeO(OH)·nH₂O, namun komposisinya bisa bervariasi. Limonit juga dikenal sebagai bijih nikel kadar rendah dan digunakan sebagai sumber pigmen oker dan umber.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan