Senin, 29 September 2025

Trump Terapkan Tarif Timbal Balik

Dibayangi Tarif Impor Trump, Harga Nikel Semester II 2025 Akan Bergerak Fluktuatif

PT PAM Mineral Tbk (NICL) memperkirakan harga nikel masih bergerak fluktuatif pada semester II 2025.

|
dok.
HARGA NIKEL - Industri nikel domestik memiliki peluang strategis, dimana adanya ketegangan antara China dan negara barat yang membuat banyak negara mencari alternatif pasokan logam kritis. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT PAM Mineral Tbk (NICL) memperkirakan harga nikel masih bergerak fluktuatif pada semester II 2025.

Harga Patokan Mineral (HPM) nikel kembali mengalami penurunan pada Juli 2025 periode kedua.

Berdasarkan data Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), harga nikel kadar 1,8 persen dengan Moisture Content (MC) 30 persen tercatat sebesar US$35,73 per wet metric ton (WMT), turun tipis dari periode sebelumnya yang sebesar US$35,73/WMT.

Direktur Utama NICL Ruddy Tjanaka mengatakan, hal ini karena imbas dari kebijakan tarif perdagangan Amerika Serikat yang masih menghantui stimulus ekonomi global, ditambah dengan adanya kelebihan pasokan yang dapat menambah tekanan pada harga nikel.

Namun, kata Ruddy, industri nikel domestik memiliki peluang strategis, dimana adanya ketegangan antara China dan negara barat yang membuat banyak negara mencari alternatif pasokan logam kritis.

"Indonesia dapat memanfaatkan peluang itu sebagai pemain kunci non-China," papar Ruddy dikutip Senin (21/7/2025).

Menurutnya, kondisi dan situasi nikel domestik saat ini semakin kompetitif dengan adanya beberapa smelter yang beroperasi dengan berbagai teknologi.

Sehingga hal ini menjadi keuntungan untuk perseroan dengan beberapa jenis kategori (produk) ore yang diproduksi sesuai dengan kebutuhan market.

Oleh sebab itu, melihat situasi market domestik saat ini maka perseroan memperluas jaringan pemasaran melalui upaya menjalin kerjasama dengan beberapa smelter dan trader.

Sehingga wilayah area pemasaran tidak hanya di wilayah Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah akan tetapi sampai ke Pulau Obi dan Pulai Halmahera.  

Baca juga: Smelter Nikel Matte di Kariangau Kalimantan Timur Memasuki Tahap Operasi

"Selain itu Perseroan juga akan membuka peluang untuk mencari beberapa partner stregis dalam rangka pengembangan usaha perseroan," paparnya.

Kinerja Keuangan NICL

Pada semester I 2025, NICL mencatatkan penjualan sebesar Rp1,05 triliun, naik 52,07 persen dibandingkan dengan perolehan penjualan pada tahun sebelumnya Rp.419,19 miliar.

Peningkatan nilai penjualan, ditopang dengan peningkatan volume penjualan nikel dari 707.597 mt menjadi 1.885.433 mt atau meningkat sebesar 166,46 persen.
 
Imbas dari peningkatan penjualan diiringi dengan efisiensi biaya, laba kotor juga meningkat tajam dari Rp142,85 miliar menjadi sebesar Rp523,46 miliar.

Baca juga: Safenet Benarkan Komdigi Minta Akun X Buat Cuitan Kasus Nikel dan Tragedi 1998 agar Dihapus

Kemudian, laba usaha menjadi Rp456,30 miliar dan laba neto melambung tajam yaitu sebesar Rp358,07 miliar, sehingga laba neto periode berjalan semester satu 2025 meningkat tajam sebesar 386,51 persen dari periode sebelumnya.

“Di tengah situasi geopolitik global yang belum stabil dan turut berdampak pada perekonomian dalam negeri, kami tetap merasa puas dengan kinerja operasional dan keuangan Perseroan pada kuartal kedua 2025,” ungkap Ruddy.

 

 

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan