Indonesia Ekspor Baja Lapis 10.000 Ton ke AS Via Tanjung Priok
Pengapalan ekspor baja ini dilakukan melalui Pelabuhan Tanjung Priok, dan menjadi pengiriman baja lapis keempat dari perusahaan tersebut di 2025.
Penulis:
Lita Febriani
Editor:
Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekspor baja nasional kembali menggeliat ditandai dengan prosesi ekspor 10.000 ton baja lapis produksi PT Tata Metal Lestari ke Amerika Serikat.
Pengapalan ekspor baja ini dilakukan melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (18/7/2025) dan menjadi pengiriman baja lapis keempat dari perusahaan tersebut di 2025.
"Di belakang saya ini merupakan kapal keempat yang tahun ini kami kirim dengan rata-rata per bulan 5.000 ton. Saat ini kita bisa tingkatkan ke angka 10.000 ton pada pengiriman kali ini," kata Vice President Operations PT Tata Metal Lestari Stephanus Koeswandi di acara pelepasan ekspor 10.000 baja lapis ke AS, Jumat (18/7/2025).
Tata Metal Lestari merupakan produsen baja lapis yang meliputi baja lapis aluminium-seng (BJLAS) dengan brand Nexalume, Nexium dan Nexcolor dan baja lapis galvanis (zinc coated steel) serta baja ringan untuk rangka atap dan genteng metal.
"Meskipun dengan berbagai risiko dan ketidakpastian global, kami fokus untuk tetap mengusahakan untuk meningkatkan ekspor," kata Stephanus.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (AGK) menyatakan, ekspor baja lapis ini menjadi tanda bawah industri baja Indonesia semakin mampu bersaing di pasar internasional.
Nilai ekspor kali ini menurut Agus mencapai 12,6 juta dolar AS atau Rp 205 miliar. Perusahaan memasang target ekspor sepanjang tahun 2025 sebesar 69.000 ton, meningkat 133 persen dari total ekspor tahun 2024.
"PT Tata Metal Lestari melakukan ekspor ke AS dan Kanada sejak bulan Oktober 2024. Hal ini menandakan tingginya kepercayaan pasar Amerika Serikat pada produk Indonesia, meskipun kebijakan tarif perdagangan Amerika yang sangat dinamis akhir-akhir ini," kata Menperin.
Menurutnya, momen pelepasan ekspor ini merupakan wujud nyata dari sinergi yang terbangun antara PT Tata Metal Lestari sebagai industri pelapisan baja dan pelapisan warna, dengan PT Krakatau Steel sebagai industri hulu baja selaku penyedia bahan baku.
Baca juga: Ekspor Komponen Produk Baja Naik 62 Persen, Pemerintah Didorong Diversifikasi Pasar
"Kolaborasi ini mencerminkan kekuatan ekosistem industri baja dalam negeri dalam merespon permintaan global sekaligus memperkuat posisi Indonesia di pasar produk baja dunia," kata dia.
Menperin Dorong Penggunaan Teknologi CCU dan Ekonomi Sirkular untuk Kurangi Emisi Industri |
![]() |
---|
Menperin Akselerasi Produk Industri Hijau di Pasar untuk Jaga Daya Saing RI |
![]() |
---|
Soal Produk AS Bebas TKDN, Menperin: Detailnya Masih Dibicarakan |
![]() |
---|
Pelaku Industri Apresiasi Keberhasilan Presiden Prabowo dalam Negosiasi Tarif Impor AS |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.