Organisasi Kurator dan Pengurus Kepailitan Didorong Tingkatkan Kualitas SDM

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi Kurator dan Pengurus Indonesia (AKPI), organisasi para kurator dan pengurus kepailitan didorong meningkatkan kualitas sumber daya menusia (SDM)-nya agar selalu bisa mengikuti perkembangan dinamika dunia usaha.  

Martin Patrick Nagel dan Harvardy Muhammad Iqbal yang kini menjadi salah satu calon Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal AKPI menyampaikan, AKPI perlu didorong agar memiliki program kerja yang berkesinambungan bagi para anggotanya.

Salah satu usulan yang mereka tawarkan adalah Program Pendidikan Berkelanjutan Gratis untuk seluruh anggota aktif AKPI. "Hal ini perlu dilakukan dalam upaya memperkuat kapasitas dan profesionalisme kurator dan pengurus di Indonesia," ungkap Martin dalam keterangan tertulis dikutip Minggu, 13 Juli 2025. 

Baca juga: Tingkatkan Kompetensi Kurator, AKPI Gelar Pendidikan Lanjutan Bahas Pentingnya Going Concern

Keduanya maju dengan mengusung tema kampanye MVP: Muda, Visioner, Progresif sebagai

Selain itu pihaknya mendorong semangat pembaruan di tubuh organisasi AKPI. Menurut dia, Program Pendidikan Berkelanjutan Gratis dirancang untuk membangun ekosistem profesi kurator yang lebih profesional dan adaptif. 

"Inisiatif ini juga menjadi wujud nyata semangat solidaritas dalam organisasi profesi: dari anggota, oleh anggota, untuk anggota," kata dia.

Martin menekankan, profesi kurator dan pengurus saat ini terus menghadapi tantangan yang berkembang, baik secara regulasi, praktik, maupun tuntutan etik.

Karena itu, AKPI harus menghadirkan fasilitas pendidikan berkelanjutan yang gratis dan bisa dinikmati seluruh anggota AKPI yang tersebar di seluruh Indonesia,” ujarnya.

Dia menambahkan, pendidikan lanjutan merupakan syarat wajib perpanjangan izin praktik kurator dan pengurus. "Sudah semestinya program ini disediakan oleh organisasi sebagai bentuk pemenuhan kepentingan anggota AKPI," kata dia.

Menurut Martin, pendidikan berkelanjutan gratis jangan dimaknai sempit dalam konteks nominal, tapi perlu dilihat dari sudut pandang niat organisasi terhadap peningkatan mutu profesi.

“AKPI bukan suatu perusahaan yang mencari keuntungan atau profit oriented. Organisasi seharusnya jangan bertujuan mencari untung dari anggota, kalau bisa memperkuat pengetahuan dan bahkan membantu salah satu syarat perpanjangan lisensi secara cuma-cuma, mengapa itu tidak dilakukan,” tegasnya.

Menurut dia, program pendidikan beresinambungan bagi anggota AKPI cukup realistis mengingat kondisi keuangan organisasi yang sehat, didukung oleh iuran serta pendaftaran anggota baru, sehingga pelaksanaannya diyakini dapat berjalan secara berkelanjutan.

Harvardy Muhammad Iqbal menambahkan, dengan perencanaan anggaran yang lebih efisien dan tepat sasaran, pendidikan lanjutan dapat diselenggarakan tanpa membebani anggota dan tetap menjangkau seluruh wilayah dengan kualitas yang terjaga.  

“Harapannya, seluruh anggota AKPI bisa mendapatkan akses pendidikan berkelanjutan yang setara sesuai kebutuhan,” ujar Vardy.

"Sebagai organisasi profesi, AKPI harus bisa memberikan manfaat yang optimal dan tepat sasaran kepada seluruh anggota AKPI, salah satunya melalui pendidikan berkelanjutan tanpa biaya," kata dia.

Dia menegaskan, pendidikan berkelanjutan gratis seharusnya menjadi standar dalam organisasi profesi modern, sebagaimana telah dipraktikkan oleh organisasi berskala internasional. 

"Inilah pondasi penguatan institusi. Organisasi profesi harus menjadi rumah belajar bersama, bukan sekadar tempat berkumpul saja,” tegasnya. (tribunnews/fin)