Minggu, 5 Oktober 2025

Gunung Lewotobi Meletus

Kemenhub: 3 Bandara Ditutup, 14 Ribu Penumpang Pesawat Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi

26 jalur penerbangan turut terdampak erupsi, terdiri dari 12 penerbangan internasional dan 14 penerbangan domestik.

POS-KUPANG.COM/ALBERT AQUINALDO
PENERBANGAN DIBATALKAN - Dampak erupsi gunung Lewotobi laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Selasa (17/6/2025) sore dirasakan hingga ke wilayah Kabupaten Ende bahkan aktivitas Bandara H Hasan Aroeboesman Ende ditutup sementara 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menutup tiga bandar udara terdekat Gunung Lewotobi, di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah IV Cecep Kurniawan menyampaikan, tiga bandara tersebut meliputi Bandara Fransiskus Xaverius Seda di Maumere, Bandara Turelelo (Bajawa Soa Airport) dan Bandara H. Hasan Aroeboesman di Ende.

"Hingga kini telah ada tiga bandar udara yang ditutup operasinya akibat erupsi Gunung Lewotobi, yaitu Bandar Udara Fransiskus Xaverius Seda di Maumere hingga 19 Juni 2025 pukul 06.00 WITA," kata Cecep dalam keterangannya, Rabu (18/6/2025).

Baca juga: Erupsi Gunung Lewotobi, Tim Tanggap Darurat Badan Geologi Kementerian ESDM Dikerahkan ke Flores

"Soa di Bajawa hingga 18 Juni 2025 pukul 17.00 WITA dan Haji Hasan Aroeboesman di Ende hingga 19 Juni 2025 pukul 07.00 WITA," sambungnya.

Cecep menambahkan bahwa terdapat 26 jalur penerbangan turut terdampak, terdiri dari 12 penerbangan internasional dan 14 penerbangan domestik, dengan total penumpang yang terkena dampak mencapai lebih dari 14.000 orang.

"Ada beberapa titik lokasi bandar udara dengan jumlah penumpang terdampak terbesar yaitu Denpasar 10.560 penumpang, Labuan Bajo 2.166 penumpang, Lombok 772 penumpang dan Maumere 451 penumpang," ujar Cecep.

Bandar Udara lainnya yang turut terdampak antara lain Kupang, Bajawa, Ende, Sabu, dan sejumlah rute konektivitas di wilayah Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Bali. 

Koordinasi telah dilakukan untuk memastikan pengalihan, pengembalian dana, maupun penjadwalan ulang bagi penumpang yang terdampak.

Sementara Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Lukman F. Laisa, menyampaikan bahwa keselamatan penerbangan adalah prioritas tertinggi dalam setiap kebijakan yang diambil.

"Kami terus memantau dan melakukan penyesuaian operasional berdasarkan data terbaru. Keselamatan dan kenyamanan penumpang menjadi dasar utama setiap keputusan penutupan maupun pembukaan kembali operasional bandara," ujar Lukman.

Lukman juga menghimbau kepada seluruh operator penerbangan dan penyelenggara bandara untuk memberikan kompensasi sesuai regulasi yang berlaku kepada penumpang yang terdampak.

"Termasuk opsi reschedule, reroute, hingga pengembalian dana (refund) penuh bagi penumpang yang tidak dapat melanjutkan perjalanan. Ini penting untuk menjaga kepercayaan publik dan memberikan perlindungan maksimal kepada pengguna jasa," katanya.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved