Senin, 29 September 2025

Siap Kuasai Laut Asia, Indonesia Genjot Armada Kapal dan Perdagangan Global

Pemerintah mendorong peningkatan intensitas perdagangan internasional sekaligus memperkuat kekuatan armada pelayaran.

Hendra Gunawan/Tribunnews.com
KUASAI LAUT ASIA - Pemerintah mendorong peningkatan intensitas perdagangan internasional sekaligus memperkuat kekuatan armada pelayaran nasional sebagai strategi utama menghadapi tantangan zaman. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Indonesia kian mantap menapaki jalur sebagai kekuatan maritim Asia.

Di tengah ketidakpastian ekonomi global, pemerintah mendorong peningkatan intensitas perdagangan internasional sekaligus memperkuat kekuatan armada pelayaran nasional sebagai strategi utama menghadapi tantangan zaman.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Anindya Bakrie, menyampaikan bahwa pemerintah terus memperluas kerja sama perdagangan dengan sejumlah negara mitra strategis seperti China, Amerika Serikat, Uni Eropa, hingga negara-negara BRICS.

Baca juga: PIS Perkenalkan Inovasi dan Kolaborasi Strategis untuk Majukan Industri Maritim RI di IMW 2025

Menurutnya, peningkatan ekspor-impor lintas kawasan akan mendorong permintaan transportasi laut secara signifikan.

“Dengan intensitas perdagangan yang terus tumbuh, kita butuh lebih banyak kapal. Ini peluang besar bagi industri pelayaran nasional,” ujar Anindya dalam panel diskusi Market Outlook for Shipping pada ajang Indonesia Maritime Week (IMW) 2025 di Jakarta, dikutip Kamis (12/6/2025).

Forum ini dihadiri berbagai tokoh penting industri logistik dan pelayaran dari dalam maupun luar negeri.

Mereka membahas tantangan rantai pasok global yang kini terpengaruh berbagai faktor seperti konflik geopolitik, kebijakan tarif, serta krisis iklim yang berpengaruh langsung terhadap kelancaran logistik.

Anindya optimistis, jika potensi ini dikelola dengan tepat, Indonesia akan mampu menjelma sebagai salah satu maritime hub terpenting di kawasan Asia.

Senada dengan itu, Direktur Utama PT Pertamina Trans Kontinental (PTK), I Ketut Laba, menyampaikan strategi jangka panjang dari Subholding Integrated Marine Logistics (SH IML) yang berada di bawah PT Pertamina International Shipping (PIS).

Ketut menyebut, kunci utama adalah memperkuat armada nasional melalui penambahan kapal dan penurunan usia rata-rata kapal.

“Strategi kami adalah mengembangkan kekuatan armada dan menurunkan usia rata-rata kapal. Tujuannya bukan hanya memenuhi kebutuhan domestik, tapi juga menangkap peluang bisnis global,” jelas Ketut Laba.

Ia memaparkan, meski pertumbuhan ekonomi Indonesia stabil di angka 5 persen dan permintaan minyak naik sekitar 4,5%, ketersediaan kapal masih tertinggal. Pertumbuhan jumlah kapal hanya sekitar 2,5% per tahun, baik secara regional maupun nasional, sehingga belum mencukupi lonjakan kebutuhan pasar.

Ketut menambahkan, hingga kini PIS mengelola lebih dari 700 kapal, termasuk 106 kapal milik sendiri yang diawaki sekitar 10.000 pelaut. Dari total tersebut, PTK menyumbang 402 kapal, menjadikannya pemain penting dalam rantai distribusi laut nasional.

Selama 2024, PIS juga menambah 11 kapal tanker baru, termasuk 4 unit Very Large Gas Carrier (VLGC) yang berteknologi tinggi dan ramah lingkungan.

“Kami tidak hanya menjaga performa dan perawatan armada, tetapi juga memastikan semua kapal sesuai regulasi internasional. Ini bagian dari komitmen kami untuk menjadi pemain kuat di jalur pelayaran global,” lanjutnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan