Senin, 29 September 2025

Perkuat Ekosistem Kreatif Nasional, Begini Strategi Industri Digital di Indonesia

Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mendorong industri gim nasional sebagai motor baru bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Sanusi
HO
INDUSTRI GIM - CEO Nuon, Aris Sudewo di paparan rencana bisnis perusahaan di 2025 bertajuk “Reshaping Indonesia’s Play” di Jakarta baru-baru ini. Nilai pasar gim di Indonesia saat ini mencapai Rp30 triliun, tertinggi di Asia Tenggara dan peringkat ke-15 dunia berdasar data Asosiasi Game Indonesia (AGI). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri gim di Indonesia terus menunjukkan tren pertumbuhan positif dari tahun ke tahun. Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mendorong industri gim nasional sebagai motor baru bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

Valuasi pasar gim global saat ini mencapai 187 miliar dolar. Menurut Ketua Umum Asosiasi Game Indonesia (AGI), Shafiq Husein, angka ini mencapai dua kali lipat dari gabungan industri film dan musik.

Baca juga: Usai Serangan Ransomware, Komdigi Bentuk Tim Evaluasi Kasus PDNS 

Khusus pasar Indonesia, nilai pasar gim saat ini sebesar Rp30 triliun, tertinggi di Asia Tenggara dan peringkat ke-15 dunia. Namun, hanya 2,5 persen dari nilai pasar nasional yang dinikmati oleh pengembang lokal. 

Menurut data AGI, pemasukan pengembangan gim lokal hanya Rp750 miliar per tahun atau setara 2,5 persen dari pasar gim Indonesia.

Artinya, 97,5 persen dikuasai gim luar negeri.

Mendukung pengembangan gim lokal, alah satu perusahaan pengembang gim lokal, Nuon, terus menggenjot pengembangan konten gim dalam negeri sekaligus meningkatkan portofolio bisnisnya di gim digital.

Baru-baru ini perusahaan merilis Assault Mode pada gim DreadHaunt di platform STEAM dan Xbox. Mode terbaru gim ini menawarkan pengalaman bermain solo, co-op multiplayer, serta opsi bantuan AI bots.

Baca juga: Komdigi Tindak Akun Judi Online yang Sempat di-Follow Gibran, Ini Klarifikasi Sekretariat Wapres

Perusahaan juga mengembangkan gim horor lewat program inkubasi bernama Indigo Games Start Up Incubation bersama Telkom Indonesia berjudul Agni: Village of Calamity. 

"Gim ini mengangkat cerita penyelidik dari unit rahasia kepolisian Indonesia dan sedang berada dalam tahap Alpha dan direncanakan rilis di 2026," ungkap CEO Nuon, Aris Sudewo di paparan rencana bisnis perusahaan di 2025 bertajuk “Reshaping Indonesia’s Play” di Jakarta baru-baru ini.

Aris mengatakan, untuk memperluas akses masyarakat terhadap layanan gim berkualitas, perusahaan juga menjadi reseller resmi PC Game Pass di Upoint, Dunia Games, dan IndiHome.

Perusahaan juga memperkuat portofolio digital lifestyle dengan memproduseri dua film horor, Kuasa Gelap dan Anak Kunti serta memproduksi drama terbaru bekerja sama dengan Paragon Pictures dan Ideosource berjudul Tak Ingin Usai di Sini yang didistribusikan d bioskop pada 5 Juni 2025. 

Seiring dengan rencana bisnis tahun 2025, perusahaan mengusung 3 portofolio utama, yaitu Digital Games, Digital Music, dan Digital Lifestyle dengan berfokus pada inovasi berkelanjutan, kolaborasi lintas sektor, serta pemberdayaan talenta kreatif lokal untuk terciptanya ekosistem hiburan digital yang inklusif dan berdaya saing global.

Baca juga: Belum Daftar PSE, BYD Dapat Peringatan dari Komdigi

Menurut Aris Sudewo, strategi yang dijalankan ini merupakan bagian dari komitmen jangka panjang untuk mendukung pertumbuhan industri kreatif di Indonesia.

“Kami ingin ekosistem ini tidak hanya tumbuh secara ekonomi, tetapi juga menjadi ruang yang mendorong pelakunya terus berkarya dan berkembang bersama," ujar Aris.

Melalui produk, layanan, dan kolaborasi strategis, kami berupaya membuka akses dan menciptakan peluang bagi karya lokal untuk bersaing di pasar global," imbuh Aris Sudewo.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan