Tambang Nikel di Raja Ampat
Respons 4 Menteri soal Tambang Nikel di Raja Ampat: Bahlil Sebut Milik Antam, Beroperasi 7 Tahun
Empat menteri Kabinet Merah Putih telah memberikan respons terkait polemik tambang nikel di Raja Ampat. Ternyata tambang nikel itu milik Antam.
Penulis:
Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor:
Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Empat menteri telah buka suara terkait aktivitas pertambangan nikel di Pulau Gag, Kabupaten Raj Ampat, Papua Barat Daya.
Mereka adalah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, dan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono.
Lalu bagaimana tiga menteri Kabinet Merah Putih tersebut merespons tambang nikel yang dianggap merusak lingkungan di Raja Ampat di mana wilayah tersebut disebut sebagai 'surga terakhir'?
Bahlil Sebut Tambang Nikel Milik Anak Perusahaan Antam
Bahlil mengungkapkan aktivitas pertambangan nikel di Raja Ampat merupakan milik PT Gag Nikel yang merupakan anak perusahaan PT Aneka Tambang Tbk (Antam).
Dia mengatakan sebenarnya ada lima Izin Usaha Pertambangan (IUP) di wilayah tersebut.
"IUP di Raja Ampat itu ada beberapa. Mungkin ada lima (IUP) setelah saya mendapat laporan dari Dirjen (Minerba). Nah, yang beroperasi sekarang itu hanya satu yaitu PT Gag NIkel yang punya adalah Antam, BUMN," ujar Bahlil di Kementerian ESDM, Jakarta pada Kamis (5/6/2025).
Bahlil mengatakan IUP milik PT Gag Nikel pertama kali diberikan pada 2017 dan aktivitas pertambangan dimulai satu tahun kemudian.
Baca juga: Menteri LH Janjikan Langkah Hukum Jika Ada Pelanggaran Tambang Nikel di Raja Ampat
Dia juga menegaskan PT Gag Nikel telah memiliki dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal).
"IUP produksinya (diterbitkan) 2017," katanya singkat.
Bahlil pun menjawab terkait tambang nikel yang dianggap merusak lingkungan hidup di Raja Ampat.
Namun, dia menegaskan bahwa lokasi tambang nikel tersebut bukan berada di destinasi pariwisata Raja Ampat, yakni Piaynemo.
Ketua Umum Golkar tersebut mengungkapkan lokasi tambang dengan destinasi wisata Raja Ampat berjarak 30-40 kilometer.
"Karena di beberapa media yang saya baca ada gambar yang diperlihatkan itu seperti di Pulau Piaynemo itu pulau pariwisatanya Raja Ampat. Saya ering di Raja Ampat."
"Pulau Piaynemo dengan Pulau Gag itu kurang lebih sekitar 30 kilometer sampai dengan 40 kilometer, dan di wilayah Raja Ampat itu betul wilayah pariwisata yang kita harus lindungi," jelasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.