Minggu, 5 Oktober 2025

Satgas Pangan Temukan Sejumlah Kejanggalan di Pasar Induk Beras Cipinang, Ini Hasil Investigasinya

Satgas Pangan melakukan pengecekan langsung ke tiga toko besar di PIBC: Idolaku, Sumber Raya, dan Sinar Jaya.  

Endrapta Pramudiaz/Tribunnews.com
STOK BERAS - Beras yang dijual di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur. Data pengeluaran beras yang riil dan terverifikasi hanya sebesar 2.368 ton, bukan 11.401 ton yang ditayangkan pada panel informasi stok beras PIBC. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Investigasi Satuan Tugas (Satgas) Pangan Mabes Polri yang dipimpin Brigjen Pol. Djoko Prihadi dan Brigjen Pol. Kurniawan Affandi mengungkap pasokan beras di Pasar Induk Beras Cipinang dalam kondisi normal dan mencukupi. 

Satgas Pangan melakukan pengecekan langsung ke tiga toko besar di PIBC: Idolaku, Sumber Raya, dan Sinar Jaya.  

Fakta lapangan menemukan bahwa pasokan beras pada dasarnya stabil dan kenaikan harga masih wajar.

Hasilnya menunjukkan, Idolaku memiliki stok sekitar 500 ton, Sumber Raya menyimpan 300–400 ton, dan Sinar Jaya memiliki stok hingga 200 ton. 

Baca juga: Aneh, Harga Beras Naik Saat Stok Melimpah, DPR Minta Pemerintah Menginvestigasi 

Ketiganya mengonfirmasi bahwa tidak terjadi lonjakan pengeluaran pada 28 Mei. 

Rata-rata distribusi harian mereka berjalan normal (30–400 ton tergantung skala toko), dan kenaikan harga beras medium berkisar hanya Rp100–400 per kilogram, masih dalam batas kewajaran.

"Data dimainkan. Ini bukan kelalaian teknis, ini bisa dikategorikan sebagai sabotase terhadap distribusi dan pencapaian ketahanan pangan negara," tulis Satgas Pangan dikutip, Kamis (5/6/2025).

Beberapa hal temuan awal Satgas Pangan saat melakukan investigasi ini adalah:

1. Data pengeluaran beras pada 28 Mei 2025 sebesar 11.410 ton tidak valid. Angka tersebut bukan hasil penghitungan riil, tetapi berasal dari selisih stok akhir tanggal 27 Mei (55.853 ton) ditambah pemasukan (2.108 ton), kemudian dikurangi hasil stock opname tanggal 28 Mei (46.551 ton).

2. Data pengeluaran beras yang riil dan terverifikasi hanya sebesar 2.368 ton, bukan 11.401 ton yang ditayangkan pada panel informasi stok beras PIBC.

3. Stok 46.551 ton yang dilaporkan tidak dihasilkan dari pengamatan aktual di lapangan, melainkan berdasarkan laporan pengelola toko atau data kiriman—bahkan dalam beberapa kasus, Satgas tidak bertemu langsung dengan pihak gudang.

4. Pengeluaran beras yang menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil, motor, dan bajaj tidak tercatat karena volumenya kecil (di bawah 500 kg).

5. Tidak ada SOP resmi stock opname di lingkungan PIBC.

6. Stock opname terakhir dilakukan pada Oktober/November 2023, dan baru dilakukan kembali pada Mei 2025 atas perintah pimpinan akibat dinamika harga di pasaran dan keluhan dari pedagang.

Selain manipulasi data, Satgas juga mengendus adanya praktik percaloan dan monopoli yang berpotensi menekan pasar dan memengaruhi psikologis masyarakat. 

Investigasi terhadap struktur data dan alur distribusi di bawah pengelolaan PT. Food Station Tjipinang Jaya masih terus berlangsung.

"Satgas Pangan menegaskan akan terus mendalami dan mengawasi pergerakan harga dan pasokan beras, serta siap mengambil langkah hukum tegas apabila ditemukan bukti manipulasi yang merugikan negara dan rakyat," sambungnya.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved