Badan Pangan Nasional Terus Dorong Distribusi Jagung dari Daerah Surplus ke Daerah Konsumen
Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) terus mendorong distribusi jagung dari daerah surplus ke daerah yang membutuhkan
Badan Pangan Nasional Terus Dorong Distribusi Jagung dari Daerah Surplus ke Daerah Konsumen
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) terus mendorong distribusi jagung dari daerah surplus ke daerah yang membutuhkan, khususnya dari petani di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) ke sentra peternakan layer di Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Upaya distribusi jagung dilakukan secara bertahap melalui jalur laut dan darat.
Pengiriman jagung tahap kedua sebanyak 240 ton telah sandar di Pelabuhan Kalimas Surabaya pada Kamis (29/5/2025).
Sementara itu, pengiriman tahap ketiga dengan muatan 330 ton telah diberangkatkan dari Pelabuhan Bima pada Rabu (28/5).
Seluruh pengiriman ini dilakukan dalam skema Business to Business (B2B) antara petani jagung dan peternak layer yang difasilitasi oleh NFA untuk memperkuat rantai pasok jagung nasional.
Sebelumnya, pengiriman tahap pertama telah tuntas terlaksana pada Sabtu (24/5) menggunakan kapal tongkang berkapasitas 225 ton dari Pelabuhan Bima yang diterima di Pelabuhan Kalimas, Surabaya. Dengan itu, total pasokan jagung peternak NTB yang telah difasilitasi untuk didistribusikan mencapai 795 ton.
Baca juga: Kementan dan Kemendikti Saintek Akan Tekan Impor Pangan Empat Komoditas
Deputi Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan NFA I Gusti Ketut Astawa menjelaskan bahwa mobilisasi jagung dari daerah surplus ke daerah defisit bukan merupakan hal baru. Hal ini menjadi salah satu upaya NFA dalam menjaga keterjangkauan pangan.
"Sejak tahun 2022, Badan Pangan Nasional secara konsisten telah melakukan fasilitasi distribusi jagung untuk menjembatani kebutuhan antara petani di daerah produsen dan peternak di daerah konsumen. Pola ini terbukti membantu menjaga pasokan bahan baku pakan serta menekan gejolak harga di tingkat konsumen," terang Deputi Ketut di Jakarta pada Sabtu (31/5/2025).
Menyadur data proyeksi produksi jagung pipilan kering kadar air 14 persen Januari-Juni 2025 dari Badan Pusat Statistik, Provinsi NTB termasuk 3 daerah produksi tertinggi secara nasional dengan estimasi dapat mencapai 769 ribu ton.
Daerah tertinggi pertama adalah Jawa Timur dengan 2,09 juta ton dan Jawa Tengah dengan 1,27 juta ton.
Sementara berdasarkan Panel Harga Pangan NFA, rerata harga jagung pipilan kering di tingkat petani NTB mulai mengalami kontraksi sejak April 2025. Kalau itu, awal April harga masih berada di Rp 4.500 per kilogram (kg) dan akhir April menjadi Rp 4.222 per kg.
Kendati demikian, rerata harga jagung pipilan kering di tingkat petani NTB mulai ada peningkatan. Pada 28 Mei lalu, rerata harga meningkat 1,11 persen menjadi Rp 4.269 per kg.
Untuk itu, NFA bersama peternak layer ke depannya akan terus membantu petani jagung NTB dengan akselerasi mobilisasi stok jagung secara B2B.
Selain melalui jalur laut, mobilisasi jagung juga dilakukan melalui jalur darat, meskipun menghadapi tantangan berupa terbatasnya armada dan ongkos pengiriman.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.