Proyek Baterai Rp164 Triliun Jadi Kunci Ekosistem Kendaraan Listrik Nasional
Pengembangan rantai pasok baterai menjadi salah satu pondasi utama membangun ekosistem kendaraan listrik yang berkelanjutan di Indonesia.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengembangan rantai pasok baterai menjadi salah satu pondasi utama membangun ekosistem kendaraan listrik yang berkelanjutan di Indonesia.
Hal ini disampaikan oleh National Project Manager Enhancing Readiness for The Transition to Electric Vehicles in Indonesia (ENTREV), Boyke Lakaseru, sebagai bentuk dukungan terhadap proyek strategis nasional Indonesia Grand Package.
Menurut Boyke, langkah pemerintah dalam membangun infrastruktur serta menjalin kolaborasi dengan mitra global merupakan strategi yang sangat tepat untuk mendorong transisi energi dan elektrifikasi transportasi di Indonesia.
“Kami mendukung penuh langkah pemerintah dalam mendorong pembangunan supply chain baterai melalui Indonesia Grand Package. Ini adalah proyek besar yang melibatkan perusahaan energi berskala global,” ujar Boyke dalam keterangan tertulisnya, Senin (26/5/2025).
Diketahui, proyek Indonesia Grand Package dirancang untuk mengembangkan rantai pasok baterai kendaraan listrik secara terintegrasi, mulai dari tambang nikel, pengolahan bahan baku, produksi sel baterai, hingga perakitan kendaraan listrik.
Proyek ini membawa total nilai investasi sebesar Rp164 triliun, dengan target kapasitas produksi baterai hingga 30 gigawatt hour (GWh) per tahun.
Saat ini, pembangunan tahap awal sebesar 10 GWh telah berhasil direalisasikan oleh LG Energy Solution di Karawang, Jawa Barat.
Untuk tahap berikutnya, pemerintah menjalin kemitraan dengan perusahaan asal Tiongkok, Huayou, guna menyelesaikan target tambahan 20 GWh.
Boyke menambahkan, meski Indonesia memiliki potensi besar di sektor pertambangan dan pemurnian nikel (mining dan refining), masih terdapat sejumlah celah di sektor hilir, terutama pada proses produksi komponen sel dan pembuatan baterai itu sendiri.
Baca juga: Prabowo Setujui Huayou Gantikan LG dalam Proyek Baterai Kendaraan Listrik
“Untuk value chain baterai, dari sisi mining dan refining kita sudah cukup mapan. Yang perlu diperkuat selanjutnya adalah produksi baterai dan kendaraan listriknya,” jelas Boyke.
Ia menekankan pentingnya menciptakan rantai industri baterai EV yang menyatu dari hulu ke hilir agar Indonesia tidak hanya menjadi pemasok bahan mentah, melainkan juga menjadi pemain utama dalam ekosistem kendaraan listrik global.
Baca juga: Faisol Riza Benarkan Danantara Bersama Huayou Akan Masuk Konsorsium Bahan Baku Baterai EV
ENTREV sendiri merupakan organisasi yang bergerak di bidang transisi energi dan elektrifikasi kendaraan, serta aktif dalam penguatan ekosistem industri hijau di Indonesia dan merupakan program kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan United Nations Development Programme (UNDP).
FOTO ILUSTRASI KENDARAAN LISTRIK-
CAPTION : KENDARAAN LISTRIK - Pengembangan rantai pasok baterai menjadi salah satu fondasi utama dalam membangun ekosistem kendaraan listrik nasional yang berkelanjutan. Hal ini disampaikan oleh National Project Manager Enhancing Readiness for The Transition to Electric Vehicles in Indonesia (ENTREV), Boyke Lakaseru, sebagai bentuk dukungan terhadap proyek strategis nasional Indonesia Grand Package.
Sudah Dibuka di Bangkok, CATL Layani Perbaikan Baterai Mobil Listrik |
![]() |
---|
Generasi Muda Punya Peran Penting Dorong Penggunaan Kendaraan Listrik, Ini Alasannya |
![]() |
---|
Kemenperin Pacu Produksi IMIP untuk Penuhi Permintaan Global dan Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik |
![]() |
---|
Pertumbuhan Kendaraan Listrik Perlu Diimbangi Pemerataan SPKLU |
![]() |
---|
Inovasi Teknologi Baterai EV Dorong Berkembangnya Ekosistem Kendaraan Listrik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.