Senin, 29 September 2025

Indonesia Bakal Stop Impor BBM dari Singapura, Menteri Bahlil Beberkan Alasannya 

Bahlil Lahadalia menyatakan, alasan pemerintah menyetop impor BBM dari Singapura karena sejatinya negara importir ini tidak memiliki minyak. 

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Sanusi
Nitis Hawaroh/Tribunnews.com
IMPOR BBM - Pemerintah akan menyetop impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Singapura dalam waktu dekat. Kebijakan ini dilakukan secara bertahap. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan, alasan pemerintah menyetop impor BBM dari Singapura karena sejatinya negara importir ini tidak memiliki minyak. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah akan menyetop impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Singapura dalam waktu dekat. Kebijakan ini dilakukan secara bertahap.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan, alasan pemerintah menyetop impor BBM dari Singapura karena sejatinya negara importir ini tidak memiliki minyak. 

Pemerintah justru akan mengalihkan impor minyak atau BBM dari Kawasan Timur Tengah atau Middle East. Terlebih harganya juga sama dengan yang di Singapura.

Baca juga: 700 Ribu Ojol Beralih ke Motor Listrik, Subsidi BBM Bisa Dihemat Rp4,6 Triliun Setahun

"Lucu negara kita ini. Kita impor minyak, BBM, dari negara yang enggak ada minyaknya. Kan lucu di dunia ini. Harganya sama dengan kalau kita impor dari Middle East. Ya daripada begitu saya putuskan aja, enggak usah impor di sana. Impor aja di Middle East," kata Bahlil di Grand Ballroom Hotel Kempinski, Senin (26/5/2025).

"Middle East kita tawarin kita. Masih jauh lebih berharga daripada Singapura kita tawarin kita. Karena dia enggak punya minyak, kan? Logikanya kan?" imbuhnya.

Di satu sisi, Bahlil enggan menjelaskan waktu pasti pemerintah akan menyetop impor dari Singapura dan mengalihkan ke Kawasan Timur Tengah. 

"Ini yang kita mau perlahan-lahan kita arahkan ke negara lain.
Bulannya jangan dulu saya ngomong ya, tapi akan tidak waktu lama lagi," papar dia.

Mengutip Kompas, Bahlil menyebut bahwa pemerintah juga membuka opsi impor ke negara Amerika Serikat (AS) selain Kawasan Timur Tengah.

"Bukan kata mungkin lagi nih, sudah hampir pasti, kita akan mengambil minyak dari negara lain yang bukan dari negara itu (Singapura). (Impor dialihkan) salah satu di antaranya AS," kata Bahlil di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (9/5/2025).

Selama ini, 54 persen hingga 59 persen impor BBM berasal dari Singapura. Pemerintah telah mengevaluasi skema impor dan membuka kemungkinan pengalihan ke negara lain.

Hasil evaluasi menunjukkan harga BBM dari Singapura tidak jauh berbeda dari harga BBM yang diimpor dari Timur Tengah. Tidak ada kendala besar dari sisi harga jika sumber impor dialihkan.

Pengalihan ini juga mempertimbangkan kondisi geopolitik dan geoekonomi global. Pemerintah ingin menyeimbangkan perdagangan dengan AS. 

Baca juga: Tinjau Langsung, Pertamina dan Walikota Balikpapan Pastikan Penyaluran BBM Kembali Normal

"Jadi dialihkan (dari Singapura) sebagian (ke AS). Kan kita sudah mempunyai perjanjian dengan AS, salah satu yang kita tawarkan itu adalah kita harus membeli beberapa produk dari mereka di antaranya BBM, minyak mentah dan LPG," ujar Bahlil. 

Peralihan impor akan dimulai dalam enam bulan. Saat ini Pertamina sedang membangun dermaga untuk menampung kapal berukuran besar.

"(Dalam) 6 bulan, sekarang kan Pertamina lagi membangun dermaga-dermaga yang bisa (memuat) kapal impor yang besar, karena kalau dari Singapura kan kapalnya yang kecil-kecil. Itu juga salah satu alasan," ucap Bahlil. 

"Jadi kita membangun yang besar supaya satu kali angkut gak ada masalah. Maka pelabuhan yang diperbesar dan kedalamannya harus dijaga," sambungnya.

Peralihan dilakukan secara bertahap. Targetnya, Indonesia berhenti total mengimpor BBM dari Singapura

"Bertahap ya. Tahap sekarang mungkin bisa 50-60 persen, dan mungkin suatu saat akan nol," kata Bahlil.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan