Selasa, 7 Oktober 2025

Harga Saham FITT Melonjak 24,76 Persen, Manajemen Bantah karena Aksi Korporasi

FITT menegaskan lonjakan harga saham dalam beberapa hari terakhir murni dinamika pasar bukan karena intervensi atau aksi korporasi.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
handout
  BANTAH MENGGORENG SAHAM - Direktur Utama PT Hotel Fitra International Tbk Joni Rizal saat Public Expose Insidentil yang digelar virtual pada Rabu (21/5/2025). FITT menegaskan lonjakan harga saham dalam beberapa hari terakhir murni dinamika pasar. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Emiten perhotelan PT Hotel Fitra International Tbk (BEI: FITT) membantah lonjakan harga sahamnya yang terjadi dalam beberapa hari terakhir di lantai bursa karena ada intervensi atau aksi korporasi tertentu.

Direktur Utama FITT Joni Rizal dalam Public Expose Insidentil yang digelar secara virtual Rabu (21/5/2025) mengatakan, lonjakan harga saham tersebut murni karena dinamika pasar.

Ia menjelaskan, lonjakan signifikan pada saham FITT mulai terjadi sejak 14 Mei 2025. Saat itu, saham FITT ditutup di level Rp210 dengan volume transaksi mencapai 9,62 juta saham.

Sehari berselang, harga naik 24,76 persen ke Rp262, disertai lonjakan volume menjadi 15,82 juta saham.

“Saya tegaskan bahwa lonjakan harga saham ini murni dinamika pasar. Tidak ada informasi material, intervensi, atau aksi korporasi yang menjadi pemicu,” ujar Joni.

Menanggapi volatilitas tersebut, Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat menghentikan sementara perdagangan saham FITT pada 16 Mei 2025 untuk cooling down, sebagaimana tercantum dalam Pengumuman BEI Nomor: Peng-SPT00079/BEI.WAS/05-2025.

Struktur Kepemilikan Stabil

Manajemen FITT menyatakan, hingga saat ini tidak terdapat perubahan dalam struktur pemegang saham pengendali sejak IPO.

Berdasarkan data terbaru, PT Gloria Inti Nusantara masih menjadi pemegang saham utama sebesar 23 persen, diikuti Hendra Sutanto 18,94 persen dan publik 58,06 persen.

Dari sisi kinerja, FITT masih menghadapi tantangan di sektor perhotelan. Pada kuartal I-2025, pendapatan perusahaan tercatat sebesar Rp1,91 miliar—turun 52,95 persen dari Rp4,06 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Rugi bersih juga meningkat menjadi Rp2,69 miliar, dibandingkan Rp2,45 miliar di kuartal I-2024.

Direktur Keuangan FITT, Sukino, menyampaikan bahwa aset perseroan per akhir Maret 2025 turun menjadi Rp100,25 miliar dari posisi Desember 2024 sebesar Rp102,33 miliar.

Baca juga: Emiten INET Bidik Pendapatan Rp474 Miliar dari Kontrak Kabel Bawah Laut

Ekuitas juga menurun menjadi Rp74,84 miliar. Meski demikian, struktur permodalan dinilai tetap sehat, dengan debt to equity ratio (DER) di level konservatif 0,34 kali dan current ratio sebesar 2,81 kali.

“Kami menyadari masih terdapat tantangan dalam hal pendapatan, namun manajemen berkomitmen menjalankan strategi pemulihan dan ekspansi yang terukur,” ujar Sukino.

Diversifikasi Lewat Kertajati Umrah Park

Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, FITT kini tengah membangun proyek unggulan Kertajati Umrah Park melalui anak usaha PT Fitra Amanah Wisata.

Kawasan terpadu di atas lahan seluas 4 hektare ini akan menggabungkan fasilitas wisata religi, hotel, serta pusat edukasi perjalanan ibadah.

Baca juga: Laju IHSG Awal Pekan Dibayangi Sentiman Ekonomi China, Analis Sodorkan Saham Ini

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved