Riset dan Sertifikasi Jadi Fondasi Ekosistem Halal yang Berkelanjutan
Selain memfasilitasi layanan berbasis riset dan teknologi, IIHF 2025 juga menjadi katalis bagi pelaku usaha kecil dan menengah untuk naik kelas.
TRIBUNNEWS.COM – Sektor halal nasional terus menunjukkan geliat pertumbuhan, dan kini mulai bergeser dari sekadar narasi konsumsi menuju strategi ekonomi yang berbasis data dan inovasi.
Momentum ini akan ditandai dengan partisipasi aktif sejumlah pelaku industri dalam Indonesia International Halal Festival (IIHF) 2025, yang dijadwalkan berlangsung pada 20–22 Juni 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC).
IIHF 2025 bukan hanya ajang eksibisi, melainkan platform strategis untuk mempertemukan pelaku usaha, regulator, akademisi, dan masyarakat dalam memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat ekonomi halal global.
Baca juga: Bertemu Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia, Said Aqil Ingatkan Pentingnya Industri Halal Dunia
Salah satu fokus utama festival tahun ini adalah menyoroti pentingnya riset, akurasi data, serta sertifikasi halal sebagai fondasi ekosistem halal berkelanjutan.
Layanan berbasis bukti menjadi semakin vital dalam mendorong pertumbuhan industri halal secara inklusif, dari skala UMKM hingga korporasi besar.
“Ekonomi halal bukan sekadar sektor konsumtif, tapi medan strategis yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Yang dibutuhkan kini adalah pendekatan berbasis data dan riset untuk membentuk kebijakan dan inovasi yang tepat sasaran,” ujar Tony Andrianto, VP Sekretaris Perusahaan IDSurvey, Holding 3 perusahaan BUMN jasa survey (PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero)/BKI, Sucofindo, dan Surveyor Indonesia yang ikut serta dalam acara tersebut, dikutip Minggu (18/5/2025).
Transformasi Layanan Halal: Dari Sertifikasi ke Solusi Terintegrasi
Dua lembaga besar penyedia layanan halal nasional—yang telah terakreditasi oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH)—akan menampilkan kekuatan layanan mereka selama IIHF 2025.
Termasuk di dalamnya penyediaan audit halal, pengujian laboratorium, hingga sistem manajemen anti-penyuapan.
Salah satu Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) terkemuka di Indonesia kini memiliki lebih dari 130 auditor halal tersertifikasi dan jaringan operasional di 28 kantor cabang, memperkuat kecepatan dan jangkauan layanan.
Lembaga lainnya menghadirkan pendekatan komprehensif dengan 31 auditor halal teregistrasi BPJPH, siap memperluas penetrasi ke sektor makanan, kosmetik, hingga pariwisata halal.
Keduanya telah mengantongi akreditasi ISO 37001 dan ISO 17025, menjadikan mereka mitra yang kredibel bagi pelaku usaha dalam memenuhi kewajiban dan standar halal global.
Dukungan Strategis untuk UMKM dan Industri Lokal
Selain memfasilitasi layanan berbasis riset dan teknologi, IIHF 2025 juga menjadi katalis bagi pelaku usaha kecil dan menengah untuk naik kelas.
Program sertifikasi halal gratis yang akan diberikan kepada ribuan UMKM dinilai sebagai langkah strategis untuk memperkuat daya saing produk Indonesia di pasar internasional.
Beban Tugas Dosen Kian Menumpuk dan Mencekik tapi Kesejahteraan Semakin Sempit? |
![]() |
---|
Ingin Kuliah Teknologi Nuklir? Ini Enam Peminatan Baru di Politeknik Nuklir Milik BRIN |
![]() |
---|
iPhone 17 Rilis, tapi Belum Terdaftar TKDN Kemenperin: Kapan Masuk Indonesia? |
![]() |
---|
Kementerian Ekraf dan BRIN Dorong Riset untuk Kembangkan Potensi Ekonomi Kreatif |
![]() |
---|
Wadah Makan Program MBG Impor dari China dan Mengandung Minyak Babi, Ini Penjelasan BGN |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.