Minggu, 5 Oktober 2025

Pemerintah Berencana Setop Impor BBM dari Singapura, Anggota DPR: Perkuat Ketahanan Energi

Pengiriman dari negara produsen umumnya menggunakan kapal besar dengan kapasitas tinggi, sehingga menurunkan biaya logistik per liter BBM.

Dok. Pertamina
SETOP IMPOR BBM - Pemerintah berencana mengalihkan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Singapura ke negara-negara produsen langsung seperti Arab Saudi, Amerika Serikat, dan negara-negara di kawasan Timur Tengah. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi XII DPR mendukung rencana pemerintah mengalihkan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Singapura ke negara-negara produsen langsung seperti Arab Saudi, Amerika Serikat, dan negara-negara di kawasan Timur Tengah.

Anggota Komisi XII DPR Cek Endra mengatakan, kebijakan ini merupakan langkah strategis menekan biaya impor, memperbaiki neraca perdagangan, dan memperkuat ketahanan energi nasional.

“Kita selama ini terlalu tergantung pada Singapura yang hanya berfungsi sebagai negara re-ekspor BBM. Biaya logistik mahal, harga kurang kompetitif, dan secara strategis kita terlalu bergantung pada satu titik pasokan. Ini saatnya kita ubah arah,” ujar Cek Endra, Jumat (16/5/2025).

Baca juga: Bahlil: Pemerintah akan Setop Impor BBM dari Singapura dalam Enam Bulan ke Depan

Cek Endra menjelaskan, membeli langsung dari negara-negara produsen utama seperti Arab Saudi dan Amerika Serikat akan memberikan harga yang lebih kompetitif dibandingkan produk BBM olahan yang dibeli dari Singapura.

Selain itu, pengiriman dari negara produsen umumnya menggunakan kapal besar dengan kapasitas tinggi, sehingga menurunkan biaya logistik per liter BBM secara signifikan.

“Kapal tanker dari Timur Tengah bisa membawa muatan dalam skala besar, sehingga biaya logistik per unit jauh lebih murah dibanding kapal kecil dari Singapura. Ini efisiensi  yang perlu kita manfaatkan,” tegasnya.

Ia pun menilai pengalihan impor ini harus dibarengi dengan percepatan pengembangan dan modernisasi kilang minyak nasional.

“Kita harus berinvestasi di kilang. Kalau kita bisa olah sendiri minyak mentah dari  negara produsen, maka kita ciptakan lapangan kerja, transfer teknologi, dan nilai  ekonomi yang lebih besar di dalam negeri,” ujarnya.

Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia telah melakukan sejumlah evaluasi terhadap produk impor, seperti BBM. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa harga beli BBM dari Singapura ternyata sama  dengan harga beli dari wilayah Timur Tengah.

"Setelah saya cek, kok harganya sama dibandingkan dengan dari negara Middle East. Ya, kalau begitu kita mulai berpikir bahwa mungkin, bukan kata mungkin lagi nih, sudah  hampir pasti kita akan mengambil minyak dari negara lain yang bukan dari negara itu," kata Bahlil.

Ia menargetkan dalam waktu enam bulan ke depan, rencana pengalihan impor BBM  dari Singapura ke negara lain dapat segera terlaksana. Guna merealisasikan rencana tersebut, Pertamina tengah membangun dermaga yang cukup besar untuk dapat dilewati kapal-kapal jumbo.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved