Jumat, 3 Oktober 2025

Bahlil Singgung Ada Negara Inisiator Paris Agreement Mulai Ragu-ragu, Tidak Konsisten Menjalankannya

Bukti dari komitmen Indonesia mengimplementasikan Paris Agreement disebut Bahlil tertuang dalam Asta Cita Pemerintahan Prabowo-Gibran.

Endrapta Pramudhiaz/Tribunnews
BAHLIL PARIS AGREEMENT - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia saat acara Global Hydrogen Ecosystem 2025 di Jakarta International Convention Center, Selasa (15/4/2025). Ia menyinggung ada negara yang mulai tidak komitmen menjalankan Paris Agreement. 

Itu karena Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim PBB menunjukkan, melewati ambang batas 1,5°C berisiko melepaskan dampak perubahan iklim yang jauh lebih parah, termasuk kekeringan yang lebih sering dan parah, gelombang panas, dan curah hujan.

Untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5°C, emisi gas rumah kaca harus mencapai puncaknya paling lambat sebelum tahun 2025 dan turun 43 persen pada tahun 2030.

Perjanjian Paris merupakan tonggak penting dalam proses perubahan iklim multilateral karena, untuk pertama kalinya, perjanjian yang mengikat menyatukan semua negara untuk memerangi perubahan iklim dan beradaptasi dengan dampaknya.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved