Selasa, 30 September 2025

Peneliti LPEM UI Dukung Langkah Bulog, Petani Jangan Jual Gabah Setengah Panen

Bulog menyerap GKP dengan mengacu pada ketentuan harga pembelian pemerintah (HPP) yaitu sebesar Rp6.500 perkilogram.

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Hasanudin Aco
Istimewa/Tribunnews.com
PENYERAPAN GABAH PETANI - Peneliti senior Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), Riyanto, mendukung langkah Bulog menyerap gabah kering panen (GKP) sebagai strategi jemput bola di sejumlah sentra produksi beras Tanah Air.  

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti senior Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), Riyanto, menilai langkah Bulog menyerap gabah kering panen (GKP) sudah tepat.

Menurut dia  itu merupakan strategi jemput bola di sejumlah sentra produksi beras Tanah Air.

Bulog menyerap GKP dengan mengacu pada ketentuan harga pembelian pemerintah (HPP) yaitu sebesar Rp6.500 perkilogram.

Namun Riyanto menekankan ketentuan ini juga harus dipahami bersama, termasuk para petani sebagai penyedia gabah dan beras berkualitas.

Salah satunya dengan melakukan jual gabah yang sudah menguning alias gabah yang sudah kering. Jangan sampai, bulir gabah yang masih hijau sudah dipanen. 

“Kalau masih hijau jangan dipanen, tunggu lah sampai menguning karena itu akan menurunkan mutu gabah dan menghasilkan beras yang kurang bagus."

"Jadi disesuaikan saja bahwa yang dijual adalah gabah kering panen. Jangan khawatir kalau menunggu padi menguning, kemudian harga pembelian pemerintah diturunkan atau menjadi lebih rendah ” ujar Riyanto, Rabu 26 Maret 2025.

Menurut Riyanto, gabah yang berkualitas adalah gabah yang diharapakan masyarakat sebagai komoditas yang sehari-hari dikonsumsi.

"Jangan sampai, beras yang didapat adalah beras bermutu rendah akibat terburu-buru melakukan panen raya sebelum masa kuning tiba," kata dia.

"Intinya jangan aji mumpung juga, ketika pemeirntah sudah memberi fasilitas dan kemudahan dengan membeli gabah hasil panen sejarah Rp6.500 lantas para petani melakukan panen sebelum menguning."

"Ini akan menurunkan kualitas gabah dan sebgai konsumen akan merasakan dampaknya,” katanya.

Riyanto menambahkan, kebijakan pemrintah dibawah Presiden Prabowo Subianto sejatinya merupakan kebijakan tepat dalam meningkatkan produksi sekaligus mensejahterakan para petani.

“Kita lihat volume pupuk sudah ditambah, benih sudah terdistribusi dan serapan gabah masif dilakukan. Jadi ini sudah satu paket ingin menggenjot produksi dan juga memberi kesejahteraan pada petani,” tegasnya. 

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan