Senin, 6 Oktober 2025

Harga Ayam Hidup Terus Merosot, PINSAR: Peternak Ayam Terancam Rugi Besar

DPP PINSAR meminta kementerian terkait di bawah pemerintahan Presiden Prabowo, untuk meningkatkan serapan pasar domestik dan ekspor.

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Erik S
Istimewa
HARGA AYAM HIDUP JATUH - Ketua Umum DPP Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (PINSAR) Singgih Januratmoko. Harga ayam hidup terus merosot. Dalam sepekan terakhir, harga ayam hidup untuk ukuran 1,8 kg ke atas hanya berkisar Rp15.000–Rp18.000 per kg. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri peternakan ayam Indonesia tengah menghadapi tekanan berat akibat anjloknya harga ayam hidup (live bird/LB) di tingkat kandang sejak awal Ramadan hingga pasca Lebaran.

Kondisi ini mengancam keberlangsungan usaha para peternak, khususnya di wilayah Sumatera, Jawa, dan Bali.

Ketua Umum DPP Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (PINSAR) Singgih Januratmoko mengatakan, dalam sepekan terakhir, harga ayam hidup untuk ukuran 1,8 kg ke atas hanya berkisar Rp15.000–Rp18.000 per kg.

Baca juga: Harga Ayam Pedaging Naik, Mentan: Naik Dikit, Buat THR Peternak

"Bahkan sempat menyentuh Rp14.000 per kg pada 8 April 2025 di wilayah Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah,” ujarnya dikutip Jumat, 11 April 2025. 

Angka ini jauh di bawah Harga Pokok Produksi (HPP) yang saat ini diperkirakan mencapai Rp19.000–Rp19.500 per kg, berdasarkan harga bibit ayam (DOC) dan pakan yang masih tinggi.

“Kondisi ini menyebabkan peternak merugi besar. Ironinya, bahkan saat permintaan pasar naik saat Lebaran dan serapan mencapai 100 persen, harga ayam hidup hanya mencapai Rp19.000 per kg, masih belum mampu menutupi biaya produksi,” ungkap Singgih yang juga Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI. 

Di sisi lain, harga karkas ayam di pasar konsumen tetap tinggi, yaitu antara Rp37.000 hingga Rp40.000 per kg, namun tidak berdampak positif terhadap harga di tingkat peternak.

Jumlah stok ayam di kandang yang berlimpah, terutama ukuran 1,8 kg ke atas, membuat kekhawatiran semakin dalam. Jika tidak segera ditangani, harga ayam hidup bisa terus merosot hingga Rp12.000 per kg.

“Tekanan dari praktik panic selling yang dilakukan broker dan Rumah Pemotongan Hewan Unggas (RPHU) turut memperparah kondisi ini, membuat posisi peternak semakin tidak berdaya,” papar Sekjen DPP PINSAR Muhklis.

“Kondisi cash flow para peternak UMKM semakin berat dan tidak stabil. Jika tidak ada intervensi, kelangsungan usaha peternakan ayam di Indonesia berada di ambang krisis,” ujar Muhklis.

Baca juga: Mendag Tinjau Stok Barang Pokok di Pasar Pagi Tos 3000 Batam, Dapati Harga Ayam & Cabai di Angka Ini

DPP PINSAR yang menaungi peternak rakyat atau UMKM mendesak pemerintah untuk segera mengambil langkah-langkah konkret dan strategis.

Diantaranya dengan menegakkan peraturan Bapanas No. 6 Tahun 2024. PINSAR meminta pemerintah menegakkan harga acuan pembelian ayam hidup di tingkat produsen minimal Rp23.000 dan harga acuan penjualan di tingkat konsumen Rp25.000 per kg. 

Hal ini penting untuk menjamin stabilitas harga dan melindungi peternak dari kerugian berkepanjangan.

DPP PINSAR meminta kementerian terkait di bawah pemerintahan Presiden Prabowo, untuk meningkatkan serapan pasar domestik dan ekspor.

Pemerintah perlu memperkuat koordinasi dengan sektor swasta dan pemerintah daerah untuk memperluas saluran distribusi ayam, termasuk peluang ekspor dan program pangan nasional.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved