Minggu, 5 Oktober 2025

Trump Terapkan Tarif Timbal Balik

Menko Airlangga Undang 100 Asosiasi Bahas Kebijakan Tarif Trump

Airlangga Hartarto mengundang 100 asosiasi untuk menentukan langkah terbaik yang bisa diambil dari kebijakan tarif Trump.

Penulis: Lita Febriani
Editor: Sanusi
Lita Febriani/Tribunnews.com
TARIF TRUMP - Konferensi Pers Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (7/4/2025). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan koordinasi dengan asosiasi untuk menentukan respon terhadap penetapan tarif impor oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (Tribunnews.com/Lita Febriani). 

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia dikenakan 32 persen tarif impor oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump sejak 2 April 2025. Pengenaan tarif ini sedikit banyak akan berdampak pada Indonesia.

Sebagai respon dari pengenaan tarif tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengundang 100 asosiasi untuk menentukan langkah terbaik yang bisa diambil dari kebijakan tarif Trump.

"Kami melakukan rapat koordinasi dengan lebih dari 100 asosiasi dan kami mendapatkan masukan terkait dari kebijakan tarif yang dikenakan oleh Amerika oleh Presiden Trump," tutur Airlangga di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (7/4/2025).

Baca juga: Hadapi Tarif Impor Trump, Ini Langkah Industri Baja Nasional

Menurut Airlangga, pengenaan tarif impor Indonesia masih terbilang kecil dibandingkan beberapa negara ASEAN lainnya, seperti Vietnam 46 persen, Thailand 36 persen, Kamboja 49 persen, Laos 48 persen hingga Myanmar 44 persen.

Dari pengenaan tarif baru tersebut, ada beberapa sektor utama yang diperkirakan akan terdampak, mulai dari makanan hingga pakaian.

"Penerapan tarif ini tentunya bagi Indonesia ada beberapa sektor utama yang terkena yaitu Food and Apparel, karena itu menjadi andalan ekspor Indonesia," ungkapnya.

Selain itu, dari data Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo, produk sepatu buatan Indonesia juga mendominasi ekspor ke Negeri Paman Sam.

Meski begitu, kompetitor utama ekspor sepatu ke AS juga mendapatkan tarif lebih tinggi dari Indonesia, seperti China 34 persen dan Bangladesh 37 persen. 

"Kami dengar kompetitor kita di sektor ini, China, Bangladesh, Vietnam, Kamboja, bea masuknya di atas kita. Jadi itu juga menjadi pertimbangan dan shifting product, itu juga kita perhatikan," terang Airlangga.

Dengan Amerika sebagai negara tujuan ekspor yang besar bagi Indonesia, langkah komunikasi menyoal tarif Trump sudah mulai dilakukan oleh Kedutaan Besar Indonesia dengan Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR).

"Dalam waktu dekat USTR menunggu proposal konkret dari Indonesia dan tentu hari ini kami selalu berkomunikasi dengan Bapak Presiden Prabowo," kata Airlangga.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved