Kamis, 2 Oktober 2025

Sejarah, Kenangan, dan Kesegaran dalam Semangkuk Es Dawet Bu Dermi

Es Dawet Bu Dermi kuliner asli sejak zaman kolonial bertahan dengan digitalisasi di pasar tradisional Pasar Gede Kota Solo

Tribunnews.com/Chrysnha
ES ZAMAN KOLONIAL - Lapak Es Dawet Bu Dermi di Pasar Gede Solo, Sabtu (29/3/2025). Es Dawet Bu Dermi kuliner asli sejak zaman kolonial bertahan dengan digitalisasi di pasar tradisional Pasar Gede Kota Solo 

Salah satunya adalah Dimas Brian Setio (27), seorang wisatawan dari Jakarta yang berkunjung ke Solo. 

"Saya jarang bawa uang tunai kalau bepergian. Pas tahu di sini bisa bayar pakai QRIS, rasanya lebih praktis dan cepat," ujarnya.

Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan transaksi digital, jumlah pelanggan yang menggunakan QRIS untuk pembayaran semakin bertambah.

Hampir setengah dari total transaksi harian es dawet Bu Dermi dilakukan secara cashless.

Ini menjadi bukti bahwa kuliner tradisional pun bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa kehilangan jati dirinya.

Tantangan  Berdigital

Keberadaan becak di depan Pasar Gede Hardjonagoro atau Pasar Gede Solo.
Keberadaan becak di depan Pasar Gede Hardjonagoro atau Pasar Gede Solo. (Ist)

Sementara itu Founder Creative Space Solo, Joko Purwono menyoroti perkembangan digital di bidang UMKM kota Solo.

Menurutnya, kesadaran para pedagang juga pelaku UMKM semakin hari semakin meningkat.

Namun, ia menggaris bawahi tindak lanjut perbankan dan dinas terkait agar melakukan pendampingan kepada pedagang terkait pemberlakuan transaksi digital.

"Di shelter, di pasar-pasar memang sudah banyak pakai QRIS, tapi masih ditemukan yang belum bahkan enggan pakai QRIS. Kan ada juga (pedagang) yang sepuh lalu sudah lanjut usia tak tahu caranya, jadi kita harap ada pendampingan lanjut," pesannya diwawancarai pada Selasa (4/3/2025).

Kepala Dinas Perdagangan Kota Solo, Agus Santoso dihubungi terpisah mengaku telah berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk menyukseskan digitalisasi UMKM dan pedagang.

Begitu juga bekerja sama dengan pengelola pasar dan perbankan.

Dirinya mengatakan, pendampingan terhadap pedagang untuk mengantisipasi halangan digitalisasi sangat penting dilakukan.

Hal ini untuk menyelaraskan slogan Go Digital di bidang perdagangan dan usaha di Solo.

"Saya tentu sudah menjalin komunikasi juga dengan pengelola masing-masing pasar untuk mengawasi dan mendampingi pedagang yang mungkin kesulitan untuk menerapkan digitalisasi seperti soal transaksi QRIS hingga e-Retribusi," terangnya.

" Jadi bersama juga dengan perbankan tak hanya sosialisasi dan pendaftaran, pendampingan juga perlu karena banyak yang pedagang sepuh," imbuh Agus.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved