Belasan Pelajar SMP dan SMA di Solo Jadi Gay, Ada yang Tertular HIV
Sebagian dari mereka memiliki orientasi seksual sesama jenis. Hubungan homoseksual, khususnya penyuka pria. Hal ini meningkatkan risiko penularan HIV.
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Sebanyak 15 anak sekolah di Kota Solo, Jawa Tengah yang berusia antara 15 hingga 19 tahun diketahui terjangkit HIV. Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Pendidikan Kota Solo, Dwi Ariyatno, menegaskan bahwa hak pendidikan mereka akan tetap dijamin.
Baca juga: Warga Solo Geger Kemunculan Grup Gay di Medsos, Anggotanya Sulit Diidentifikasi Berpotensi Sebar HIV
“Ya terkait dengan itu, prinsipnya pembelajaran untuk anak tetap diberikan. Metodenya yang diberikan tentunya kesepakatan antara pengelola pendidikan, orang tua dan juga lingkungan yang ada di situ,” ujar Dwi, Rabu(24/9/2025).
Menurutnya, proses pembelajaran dapat disesuaikan agar anak-anak tersebut tetap merasa nyaman.
Jika pembelajaran dilakukan secara klasikal di sekolah reguler, maka edukasi kepada lingkungan sekitar sangat penting untuk mencegah stigma dan kecemasan.
“Kalau ketika kemudian memang itu bersekolah, mengikuti produk program merugikan reguler kita, pada prinsipnya memang ada edukasi yang kita sampaikan kepada lingkungan. Dalam arti untuk kaitannya supaya tidak tidak terbangun kecemasan atau ketakutan,” jelas Dwi.
Dwi juga membuka opsi pembelajaran privat bagi anak-anak yang merasa kurang nyaman dengan lingkungan sekolah umum. Metode seperti homeschooling bisa menjadi alternatif.
“Pembelajarannya itu misalnya itu tidak dilaksanakan secara reguler itu ada juga pembelajaran yang sifatnya privat itu. Seperti misalnya kalau di beberapa metode itu ada namanya homeschooling. Jadi guru-gurunya yang kemudian nanti akan datang mengajarkan apa pengetahuan yang dibutuhkan anak-anak ini. Proses pembelajarannya itu bisa ditempuh juga,” tutur Dwi.
Baca juga: Upaya Cegah Diabetes dan Obesitas, 3 Kelurahan di Solo Deklarasikan Kampung Sehat
Selain menjamin akses pendidikan, Dwi menekankan pentingnya perlindungan identitas anak-anak pengidap HIV agar tidak menjadi korban stigma sosial.
“Iya tetap. Itu perlu dibicarakan karena sifatnya kan khusus. Ya supaya supaya nanti anak-anak itu tetap mendapatkan hak pembelajarannya. Tapi juga melindungi terkait dengan identitas yang bersangkutan,” terang Dwi.
Hingga saat ini, Dinas Pendidikan belum menerima data rinci terkait anak-anak pengidap HIV tersebut.
Namun, Dwi memastikan pihaknya siap memberikan bantuan jika dibutuhkan.
“Kalau memang ada kesulitan pasti akan akan meminta bantuan dari kita nanti. Kira kira apa yang bisa kita tawarkan untuk menjamin pembelajaran anak tetap dipenuhi,” jelas Dwi.
Komisioner Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Solo, Tommy Pranoto, mengungkapkan bahwa sekitar 15 anak sekolah di Solo, Jawa Tengah terdiagnosis HIV sepanjang tahun ini.
Sebagian dari mereka diketahui memiliki orientasi seksual sesama jenis.
Hubungan homoseksual, khususnya Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL), memiliki risiko penularan HIV yang lebih tinggi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.