Harga Saham BCA Makin Ambrol, Bagaimana Masa Depannya?
UBS Sekuritas Indonesia yang juga tercatat menjual aksi jual untuk periode yang sama sebanyak 3,83 juta lot saham BBCA.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengalami tekanan hingga terhempas ke level Rp7.800-an per saham.
Tercatat pada sesi pertama perdagangan hari ini, Senin (24/3/2025), saham BBCA berakhir melemah ke posisi Rp7.825 per saham.
Selama perdagangan, saham BBCA bergerak pada kisaran Rp7,625 hingga Rp7.925 per saham.
Baca juga: IHSG Bergerak Zig-zag dengan Tendensi Turun ke 6.380,78, Sebanyak 274 Saham Merosot
Mengutip dari IDX Mobile, jika kita investasi atau membeli saham BBCA 1 bulan lalu maka kerugiannya sekitar 12,32 persen dan jika satu tahun lalu membelinya maka harga saham sudah turun 22,33 persen.
Namun, untuk lima tahun masih mengalami untung sebesar 73,89 persen.
Prospek saham BBCA
Merosotnya harga saham BBCA pada saat ini, hampir mendekati harga kala BCA melakukan stock split yaitu Rp 7.320 per saham.
Tren koreksi saham BBCA pun telah terjadi sejak 23 September 2024, di mana kala itu BBCA sudah mencapai harga Rp 10.950 per saham.
Sejak saat itu pula, investor asing pun mulai rajin menjual kepemilikan sahamnya di BBCA melalui broker-broker asing.
Mengutip Kontan, Maybank Sekuritas Indonesia tercatat paling banyak melakukan aksi jual untuk periode 23 September 2024 hingga 21 Maret 2025.
Broker asal Malaysia tersebut telah menjual 3,86 juta lot saham BBCA atau senilai Rp 3,5 triliun.
Selanjutnya, ada UBS Sekuritas Indonesia yang juga tercatat menjual aksi jual untuk periode yang sama sebanyak 3,83 juta lot saham BBCA. Nilainya pun hampir sama yaitu sekitar Rp 3,5 triliun.
Di posisi ketiga, ada J.P. Morgan Sekuritas Indonesia yang juga melepas BBCA sebanyak 3,54 juta lot saham di periode yang sama. Nilai dari melepas saham BBCA tersebut mencapai Rp 3,2 triliun.
Analis Maybank Sekuritas Jeffrosenberg Chenlim dan Faiq Asad mempertahankan rekomendasi beli untuk BBCA, karena biaya pendanaan yang rendah, likuiditas yang kuat, dan kualitas aset yang solid.
Menurutnya, beberapa faktor tersebut seharusnya mendukung pertumbuhan pendapatan yang stabil.
“Meskipun manajemen tetap berhati-hati dalam ekspansi, kami yakin BBCA akan terus mengalami pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan,” tulis mereka dalam risetnya.
Adapun, rekomendasi tersebut mengacu pada laba bersih BBCA secara bank only dalam dua bulan pertama tahun 2025 yang tumbuh 8,4 persen YoY menjadi Rp 9 triliun.
Profitabilitas operasional dicapai dengan margin bunga bersih (NIM) yang lebih kuat sebesar 5,7%, atau naik 22 bps secara tahunan.
Ke depan, mereka memperkirakan BBCA akan tetap tangguh meskipun ada ketidakpastian ekonomi makro dengan memanfaatkan posisi likuiditasnya yang kuat dan biaya pendanaan yang rendah. Menurut mereka fokus strategis bank pada aset dengan imbal hasil yang lebih tinggi seharusnya semakin meningkatkan pengembalian.
“Target harga kami sebesar Rp 11.675 didasarkan pada target rasio P/BV FY25E sebesar 4,8x,” tulis mereka.
5 Pilihan Aplikasi Saham Terpercaya di Indonesia 2025 |
![]() |
---|
Menteri Rosan: Kepercayaan Investor Faktor Penting Tarik Investasi Baru |
![]() |
---|
Tarik Investor UEA, KJRI Dubai Dukung Kerjasama Bisnis PT KEL dengan Sharia Digital Group |
![]() |
---|
Dukung Upaya Menarik Investor dari Timur Tengah, KJRI Dubai: Positif untuk Hubungan Ekonomi RI-UEA |
![]() |
---|
Harga Saham BBCA Menguat 2 Hari Beruntun Pasca Public Expose, Sudah Tembus Level Rp 8.000 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.