Kamis, 2 Oktober 2025

Tren Investasi Pembangkit Nuklir Dunia Melonjak, KADIN: Indonesia Siapkan Langkah Strategis

Tren investasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di dunia terus meningkat dari tahun ke tahun.

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Glery Lazuardi
dok.
KADIN Wakil Ketua Umum Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) KADIN Indonesia, Aryo Djojohadikusumo memberikan apresiasi langkah pemerintah memprioritaskan sektor EBT sebagai salah satu tujuan investasi. Pernyataan itu disampaikan dalam acara Indonesia Green Energy Investment Dialogue 2025 di Jakarta, Kamis (27/2/2025).  

Sebagian besar pembangkit yang dikembangkan memakai teknologi China dan Rusia. 

Sebagai informasi, nuklir merupakan sumber energi rendah emisi kedua setelah hydropower, mampu memproduksi listrik 20% lebih tinggi dari angin dan 70% di atas solar panel. 

PLTN juga mampu memberikan panas untuk industri, bahkan desalinasi (pemurnian) air laut menjadi air bersih. Sejak tahun 1971, energi nuklir telah mengurangi 72 gigaton emisi karbondioksida dari pembangkit batubara, gas alam alam dan minyak, serta memperkuat ketahanan energi di beberapa negara. 

Aryo menegaskan, KADIN telah memiliki program prioritas pada 2025 untuk inisiatif "Indonesia Hijau" dengan mempromosikan investasi dalam proyek-proyek EBT. 

Upaya ini dilakukan dengan menarik investor dan mendorong pemerintah memberikan insentif investasi bagi investor yang tertarik EBT. 

Sejauh ini terdapat tiga negara besar yang telah menawarkan proposal pembangunan pengembangan PLTN di Indonesia, yaitu Amerika Serikat (AS), Rusia, dan China. 

"Dari tiga negara dan kebetulan tiga-tiganya ini melibatkan anggota KADIN. Ini mitra dari luar negeri yang terlibat dengan anggota kami,” ungkapnya. 

Pihak AS yang tertarik adalah Westinghouse Electric Corporation, produsen peralatan listrik terkemuka. 

Sedangkan China diwakili China National Nuclear Corporation (CNNC), badan usaha milik pemerintah China di bidang tenaga nuklir

Adapun Rusia diwakili Rosatom State Atomic Energy Corporation (Rosatom). 

Menurut Aryo, proposal dari ketiga negara masih di tahap negosiasi bersama pemerintah Indonesia demi mencapai kesepakatan terbaik bagi negara. 

"Tiga negara ini sudah berkomunikasi dengan kita, di anggota-anggota KADIN Indonesia, sehingga sudah ada pembicaraan yang serius,” katanya.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved