Sabtu, 4 Oktober 2025

BPS Catat Neraca Perdagangan RI Surplus 31,04 Miliar Dolar AS

Komoditas penyumbang surplus terbesar sepanjang tahun 2024 untuk negara Amerika Serikat didorong oleh komoditas mesin.

Financial Times
Komoditas penyumbang surplus terbesar sepanjang tahun 2024 untuk negara Amerika Serikat didorong oleh komoditas mesin dan perlengkapan elektrik bagiannya, pakaian dan aksesori serajutan atau (HS61) dan alas kaki atau (HS64). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja neraca perdagangan Indonesia sepanjang tahun 2024 surplus 31,04 miliar dolar Amerika Serikat (AS).

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, surplus neraca perdagangan tahun 2024 ini lebih rendah dibandingkan tahun 2023.

"Sepanjang tahun 2024, surplus neraca perdagangan barang Indonesia mencapai 31,04 miliar dolar AS atau lebih rendah sebesar 5,84 miliar dolar AS dibandingkan surplus tahun 2023," kata Amalia dalam Rilis BPS, Rabu (15/1/2025).

Baca juga: Kinerja Ekspor Sepanjang 2024 Mencapai 264,7 Miliar Dolar AS 

Amalia merincikan, neraca perdagangan non migas mengalami surplus sebesar 51,44 miliar dolar Amerika Serikat atau lebih rendah 5,35 miliar dolar dibandingkan tahun lalu. Sementara defisit neraca perdagangan migas mencapai 20,40 miliar dolar AS.

Adapun jika dilihat menurut negara, maka defisit neraca perdagangan non-migas kumulatif terbesar sepanjang tahun 2024 ini terjadi dengan Tiongkok sebesar 11,41 miliar dolar AS dan surplus terbesar adalah dengan Amerika Serikat sepanjang tahun 2024.

Di sisi lain, komoditas penyumbang surplus terbesar sepanjang tahun 2024 untuk negara Amerika Serikat didorong oleh komoditas mesin dan perlengkapan elektrik bagiannya, pakaian dan aksesori serajutan atau (HS61) dan alas kaki atau (HS64).

Sementara itu, neraca perdagangan barang pada bulan Desember 2024 tercatat surplus sebesar 2,24 miliar dolar AS. Jumlah itu turun sebesar 2,13 miliar dolar AS dibandingkan bulan November 2024.

"Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 56 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," papar Amalia.

Surplus pada bulan Desember 2024 ditopang oleh surplus pada komoditas non-Migas di mana komoditas penyumbang surplus utama yakni bahan bakar mineral atau (HS27), lemak dan minyak hewan abadi (HS15) serta besi dan baja atau (HS72).

"Pada saat yang sama, neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit sebesar 1,76 miliar US dolar yang komoditas penyumbang defisitnya adalah hasil minyak dan minyak mentah," jelasnya.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved