Jumat, 3 Oktober 2025

Badai PHK

Indonesia Harus Bersiap Hadapi Badai PHK, Pengusaha Akan Kurangi Jumlah Pekerja Lagi, Ini Sebabnya

Tercatat, sejak Januari 2024 sampai awal Juni 2024 total pekerja di industri tekstil jadi korban PHK sekitar 13.800 orang.

TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Ilustrasi. Tercatat, sejak Januari 2024 sampai awal Juni 2024 total pekerja di industri tekstil jadi korban PHK sekitar 13.800 orang. 

Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) mencatat, ada 13.800 pekerja perusahaan tekstil terkena PHK selama enam bulan pertama tahun ini.

Presiden KSPN Ristadi mengatakan, sejak Januari hingga awal Juni 2024, ada enam perusahaan yang melakukan PHK karena menutup pabriknya.

Lalu, ada empat perusahaan yang melakukan PHK akibat efisiensi perusahaan.

"Khusus Januari sampai awal Juni 2024 total yang jadi korban PHK sekitar 13.800," katanya kepada Tribunnews.

Keenam pabrik yang melakukan PHK karena tutup yaitu:

  1. PT S Dupantex di Jawa Tengah PHK sekitar 700 pekerja.
  2. PT Alenatex di Jawa Barat PHK sekitar 700 pekerja.
  3. PT Kusumahadi Santosa di Jawa Tengah PHK sekitar 500 pekerja.
  4. PT Kusumaptura Santosa di Jawa Tengah sekitar 400 pekerja.
  5. PT Pamor Spinning Mills di Jawa Tengah PHK sekitar 700 pekerja.
  6. PT Sai Apparel di Jawa Tengah PHK sekitar 8 ribu pekerja.

Empat perusahaan yang melakukan PHK akibat efisiensi, di antaranya:

  1. PT Sinar Panca Jaya PHK sekitar 2 ribu pekerja.
  2. PT Bitratex di Semarang sekitar 400 pekerja.
  3. PT Johartex di Magelang PHK sekitar 300 pekerja.
  4. PT Pulomas di Bandung sekitar 100 pekerja.

Ristadi menjelaskan, PHK massal ini sejatinya sudah dimulai sejak 2021 dan hingga kini masih berjalan terus.

"Kalau dari awal 2021, catatan kami ada sekitar 70 ribuan. Ini yang data KSPN saja. Yang enggak melaporkan banyak," ujarnya.

Perusahaan Raksasa Tekstil Terancam Tutup

Ristadi mengatakan, ada perusahaan dari kecil, menengah, dan besar yang tengah melakukan efisiensi.

"Nah untuk yang (perusahaan) besar lokasinya di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah. Itu kan basis-basis industri TPT kan di situ," katanya.

Untuk perusahaan tekstil yang raksasa, Ristadi menyebut daftarnya bisa dilihat dari beberapa emiten tekstil yang melantai di bursa.

Ia mengatakan, di antaranya ada PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex dan PT Pan Brothers Tbk (PBRX).

"Ya di antaranya itulah raksasa yang sekarang sedang berjuang. Semuanya sedang berjuang untuk tetap bisa survive, tetapi diantara perusahaan raksasa itu kan sudah banyak melakukan efisiensi PHK puluhan ribu pekerjanya sampai sekarang. Sekarang juga masih puluhan ribu," ujar Ristadi.

Menurut dia, perusahaan-perusahaan tekstil ini masih akan mencicil pengurangan karyawan mereka. Ini tak lepas dari kemampuan arus kas perusahaan yang terbatas untuk membayar pesangon karyawan.

Ia memandang, gelombang PHK ini masih akan berlangsung hingga September.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved