UMKM Senthir Sumunar, Batok Kelapa Belakang Rumah Mertua Jadi Berkah
Lampu hias UMKM Senthir Sumunar semakin unik karena dibuat dari batok kelapa, di atasnya juga terdapat wadah cairan aroma terapi sebagai wewangian
Sarwidiyanto merupakan pelaku UMKM yang mondar mandir mengikuti berbagai pameran kerajinan tangan.
Ia merupakan langganan pameran karena merupakan UMKM binaan dinas dan perbankan.
Pria kelahiran 1 Desember 1978 ini juga merupakan yang efisien dan praktis.
Alias tak mau repot.
Seperti halnya di pameran, Sarwidiyanto mengandalkan pembayaran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
QRIS diketahui sebagai standar kode QR Nasional untuk memfasilitasi pembayaran kode QR di Indonesia.
Baginya, penyediaan layanan QRIS membuat proses jualan bisa berjalan efektif.
Apalagi pembayaran QRIS juga sudah banyak dicari oleh masyarakat dewasa ini.
"Jadi kalau pameran saya pasti bawa papan QRIS, biar pembeli bayar tinggal pindah barcode di lapak saya," katanya.
Selain itu, kata dia, QRIS menyajikan pelayanan prima tanpa menunggu lama proses pencairan dana yang masuk ke rekeningnya.
"Prosesnya cepat, dibayar langsung masuk rekening. Kita tinggal cek saja di mutasi mobile banking sangat senang semua dimudahkan," papar dia.
QRIS Mendongkrak Transaksi

Menurut data yang dirilis BRI Regional Office Yogyakarta berdasar wilayah yang dikelola, pada Tahun 2022 sejumlah
9.282 merchant telah menggunakan EDC BRI dan 209.285 merchant telah menggunakan alat transaksi QRIS BRI.
Pada Tahun 2023 sejumlah 10.296 merchant telah menggunakan EDC BRI dan 245.053 merchant telah menggunakan alat QRIS.
Di Bulan Februari sendiri, jumlah UMKM pengguna EDC BRI telah mencapai 11.309 UMKM dan pengguna QRIS sebanyak 264.456 UMKM.
Sementara itu, Regional CEO BRI Yogyakarta, John Sarjono menguraikan, BRI RO Yogyakarta memiliki nilai transaksi UMKM yang cukup tinggi dan menunjukkan signifikansi peningkatan setiap tahunnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.