Sabtu, 4 Oktober 2025

Hasil Sidak Gudang Beras Wilmar di Serang, Kepala Bapanas: Stok Gabah Kering Panen Turun Drastis

para penggiling padi baik becil, besar, atau korporasi swasta mengalami penurunan pasokan GKP.

HO
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Gudang Wilmar di Serang, Banten, Selasa (12/9/2023). 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Gudang Wilmar di Serang, Banten, Selasa (12/9/2023).

Dari hasil kunjungan tersebut, Arief mengakui pasokan gabah kering panen (GKP) ke salah satu penggilingan besar ini mengalami penurunan drastis dan sangat terbatas hari ini.

Stok GKP hanya 250 ton untuk giling beberapa hari ke depan.

Baca juga: Harga Pasaran Tinggi Jadi Penyebab Serapan Gabah dan Beras Bulog Masih Rendah

Hal ini ditengarai karena siklus produksi saat ini berada di musim panen gadu, di mana produksi padi jauh lebih rendah dari panen raya.

Berdasarkan KSA BPS neraca produksi padi bulanan pada Agustus hingga Desember mengalami defisit.

Terlebih, fenomena El Nino yang berpotensi berdampak pada produksi nasional.

Arief mengatakan, para penggiling padi baik becil, besar, atau korporasi swasta mengalami penurunan pasokan GKP.

Saat ini, kata dia, tantangannya adalah menggenjot produksi nasional dari banyak penggilingan padi di Indonesia.

"Tantangan utamanya adalah bagaimana kita bersama-sama genjot produksi nasional,” kata Arief dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (13/9/2023).

Di samping itu, Arief mengatakan Bapanas mendorong adanya upaya pemerintah dalam melakukan revitalisasi alat di teman-teman penggilingan padi skala kecil.

Hal itu agar tidak kalah bersaing dan kualitas giling dapat menghasilkan beras berkualitas premium.

"Upgrade seperti ini penting untuk segera diwujudkan," ujar Arief.

Bantah Monopoli Beras

General Manager Kawasan Industri Terpadu Wilmar Serang Tenang Sembiring turut membantah adanya monopoli beras.

Ia mengatakan, perusahaannya saat ini hanya menyerap 2,5 persen dari keseluruhan produksi padi yang ada di wilayah Banten.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved