Senin, 6 Oktober 2025

Krisis Pangan dan Perubahan Iklim

Bersiap Hadapi Krisis Pangan Akibat El Nino hingga Hengkangnya Rusia dari Kesepakatan Ekspor Gandum

Keluarnya Rusia dari perjanjian ekspor biji-bijian Ukraina lewat Laut Hitam sengaja dilakukan untuk memukul perekonomian negara sekutu di Eropa.

Warta Kota/YULIANTO
Ilustrasi. El Nino dan keputusan pemerintah Rusia untuk hengkang dari kesepakatan ekspor laut hitam bakal menyebabkan terjadinya krisis pangan. 

Jadi yang terpanas yang pernah dialami setidaknya sejak 1940 atau tahun di mana pencatatan suhu global mulai dilakukan.

“Ada kemungkinan 90 persen dari peristiwa El Nino bertahan hingga paruh kedua tahun ini. Diperkirakan, fenomena iklim itu akan bertahan dengan kekuatan sedang, “ jelas Taalas.

Sebelum PBB mengeluarkan peringatan terkait gelombang El Nino, National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) telah lebih dulu memperkirakan bahwa El Nino akan menghantam bumi bagian utara selama musim dingin.

Belum diketahui sampai kapan El Nino tahun ini akan berakhir, namun mencegah adanya pembengkakan kerugian WMO menghimbau pemerintah di seluruh dunia untuk memobilisasi persiapan guna membatasi dampak El Nino terhadap kesehatan, ekosistem, dan ekonomi dunia.

Dampak El Nino

Kehadiran cuaca ekstrim seperti kebakaran, angin topan dan kekeringan parah di Eropa, Amerika, Asia Tenggara hingga Australia akibat El Nino diprediksi akan mempengaruhi kenaikan harga makanan karena adanya ancaman kelangkaan pangan.

Sementara di Indonesia, Kementerian Pertanian RI mengatakan dampak El Nino berpotensi menyebabkan 560.000-870.000 hektare (ha) lahan pertanian jatuh dalam kekeringan kekeringan, dan mengalami gagal panen karena meningkatkan intensitas serangan hama penyakit tanaman.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved