Krisis Pangan dan Perubahan Iklim
Bersiap Hadapi Krisis Pangan Akibat El Nino hingga Hengkangnya Rusia dari Kesepakatan Ekspor Gandum
Keluarnya Rusia dari perjanjian ekspor biji-bijian Ukraina lewat Laut Hitam sengaja dilakukan untuk memukul perekonomian negara sekutu di Eropa.
TRIBUNNEWS.COM, - Krisis pangan menghantui seluruh negara, termasuk Indonesia seiring akan masuknya musim panas berkepanjangan atau El Nino.
Kondisi ini terparah dengan keputusan pemerintah Rusia untuk hengkang dari kesepakatan ekspor laut hitam
"Faktanya, perjanjian Laut Hitam tidak lagi berlaku hari ini. Rusia secara resmi memberi tahu pihak Turki dan Ukraina, serta Sekretariat PBB untuk tidak lagi memperpanjang kesepakatan itu," tegas juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dikutip dari Reuters, ditulis Kamis (20/7/2023).
Baca juga: Bawang Putih Naik Jadi Rp 42.900 Per Kg, Berikut Daftar Harga Pangan Hari Ini
Dalam keterangan resminya Peskov tak menjelaskan alasan negaranya hengkang dari perjanjian ekspor pangan tersebut, tetapi diduga keluarnya Rusia dari perjanjian ekspor biji-bijian Ukraina lewat Laut Hitam sengaja dilakukan untuk memukul perekonomian negara – negara sekutu di Eropa.
Kesepakatan ekspor ini awalnya dibentuk PBB agar Rusia mencabut blokade pada kapal – kapal pangan milik Ukraina di laut hitam, sehingga jutaan ton gandum dan biji-bijian produksi Kiev dapat kembali didistribusikan ke sejumlah negara termasuk Libanon dan Turki dan keberlangsungan koridor pangan dunia bisa terjamin.
Namun, secara mengejutkan pada awal pekan kemarin Rusia mengumumkan bahwa pihaknya tak akan lagi memperpanjang perjanjian tersebut.
Alasan ini yang kemudian memicu kekhawatiran para eksportir global akan adanya krisis pangan hingga sejumlah biji -bijian melonjak tajam, mengingat Ukraina sendiri merupakan salah satu pengekspor gandum dan biji – bijian terbesar di dunia dengan total ekspor mencapai 32 juta metrik ton.
"Hilangnya Kesepakatan Laut Hitam merupakan pukulan bagi negara-negara yang mencari gandum Ukraina yang lebih murah," kata Simon J. Evenett, seorang spesialis dalam perdagangan global dari University of St. Gallen.
Imbas dari bengkaknya Rusia dari perjanjian ekspor gandum, pasar global kini dilanda lonjakan harga pangan diantaranya seperti komoditas gandum dunia yang melonjak tiga persen hingga harganya melesat ke level tertinggi yakni 689,25 sen per gantang pada Selasa (18/7/2033).
Kenaikan serupa juga terjadi pada komoditas jagung di pasar berjangka yang kini dilaporkan melonjak menjadi 526,5 sen per gantang, sementara kedelai berjangka dibanderol dengan harga yang jauh lebih mahal yakni berada di kisaran harga 1.388,75 sen per gantang.
Harga tersebut diprediksi akan kembali melesat ke puncak tertingginya, mengingat saat ini ketahanan pangan global tengah mengalami tekanan akibat malapetaka yang disebabkan El Nino atau fenomena pemanasan permukaan laut di atas rata-rata.
“Belum diketahui kapan Rusia akan berubah pikiran, namun berakhirnya kesepakatan biji-bijian akan menambah tekanan kenaikan lainnya pada harga pangan yang saat ini tengah menghadapi kekeringan akibat efek El Nino," kata Peter Ceretti dari Eurasia Group.
Pastikan Bahan Pokok Tersedia
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan memastikan bahan pokok tetap tersedia selama El Nino melanda Indonesia.
Zulhas, sapaan akrabnya, mengatakan dalam mengantisipasi dampak El Nino, pemerintah berkomitmen memastikan ketersediaan bapok bagi masyarakat.
“Apa pun caranya, kalau makanan harus dijamin ada,” katanya dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (20/7/2023).
Ia menyebut ketersediaan bahan pokok dalam kondisi cukup. "Mau beras, mau gula, mau telur, mau ayam, ada,” ujar Zulhas.
Kemudian, Ketua Umum Partai PAN itu menyambut baik pemerintah daerah yang mengajukan usulan revitalisasi pasar untuk daerah mereka.
Menurut dia, Kemendag memfasilitasi usulan-usulan revitalisasi pasar untuk menciptakan suasana pasar yang nyaman dan kondusif untuk berbelanja.
“Silakan pemerintah daerah berkoordinasi dengan Kemendag, bersurat ke kami. Pemerintah pusat akan memfasilitasi usulan tersebut sesuai peraturan yang berlaku,” pungkas Mendag Zulkifli Hasan.
Baca juga: Bapanas Perintahkan Bulog Impor Beras 2 Juta Ton hingga Akhir Desember 2023
Mengutip data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga bahan pokok hari ini terpantau ada yg naik dan turun.
Harga daging ayam ras segar naik Rp 2.400 menjadi Rp 41.900 per kilogram. Harga telur ayam ras segar naik Rp 650 menjadi Rp 32.550 per kilogram.
Lalu, minyak goreng curah naik Rp 450 menjadi Rp 15.950 per kilogram. Gula pasir kualitas premium naik Rp 750 menjadi Rp 16.850 per kilogram.
Kemudian, harga rata-rata semua jenis beras, mulai dari kualitas bawah, medium, dan super, turun Rp 900 menjadi Rp 12.650 per kilogram.
Peringatan PBB
Badan Meteorologi Dunia yang berada di bawah naungan PBB atau yang dikenal dengan nama WMO memperingatkan warga dunia untuk bersiap menghadapi malapetaka akibat El Nino.
"Dimulainya El Nino akan sangat meningkatkan kemungkinan terpecahnya rekor suhu dan memicu gelombang panas yang lebih ekstrem di banyak bagian dunia, baik di daratan maupun lautan," ujar Sekretaris Jenderal WMO, Petteri Taalas.
Peringatan ini diserukan oleh WMO lantaran fenomena El Nino kali ini akan berlangsung lama, hingga jadi yang paling ekstrim dalam tujuh tahun terakhir.
Tercatat di Atlantik Utara, temperatur lautan telah mulai mengalami lonjakan pemanasan, bahkan di bulan Mei lalu suhu permukaan meningkat 1,6 derajat Celcius lebih panas dari biasanya
Tak hanya itu lonjakan suhu juga terjadi di kawasan Uni Eropa, menurut laporan Layanan Perubahan Iklim Copernicus yang beroperasi di bawah Uni Eropa pada awal pekan kemarin suhu rata-rata telah naik hingga 17 derajat Celcius.
Jadi yang terpanas yang pernah dialami setidaknya sejak 1940 atau tahun di mana pencatatan suhu global mulai dilakukan.
“Ada kemungkinan 90 persen dari peristiwa El Nino bertahan hingga paruh kedua tahun ini. Diperkirakan, fenomena iklim itu akan bertahan dengan kekuatan sedang, “ jelas Taalas.
Sebelum PBB mengeluarkan peringatan terkait gelombang El Nino, National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) telah lebih dulu memperkirakan bahwa El Nino akan menghantam bumi bagian utara selama musim dingin.
Belum diketahui sampai kapan El Nino tahun ini akan berakhir, namun mencegah adanya pembengkakan kerugian WMO menghimbau pemerintah di seluruh dunia untuk memobilisasi persiapan guna membatasi dampak El Nino terhadap kesehatan, ekosistem, dan ekonomi dunia.
Dampak El Nino
Kehadiran cuaca ekstrim seperti kebakaran, angin topan dan kekeringan parah di Eropa, Amerika, Asia Tenggara hingga Australia akibat El Nino diprediksi akan mempengaruhi kenaikan harga makanan karena adanya ancaman kelangkaan pangan.
Sementara di Indonesia, Kementerian Pertanian RI mengatakan dampak El Nino berpotensi menyebabkan 560.000-870.000 hektare (ha) lahan pertanian jatuh dalam kekeringan kekeringan, dan mengalami gagal panen karena meningkatkan intensitas serangan hama penyakit tanaman.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.