Senin, 6 Oktober 2025

Peran Rumah BUMN Solo bagi UMKM, Jadi Rumah Kedua hingga Kembangkan Kapasitas Usaha

Hadirnya Rumah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Solo, Jawa Tengah, memberikan manfaat bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Tribunnews.com/Wahyu Gilang Putranto
Rumah BUMN Solo yang berlokasi di Jalan Adi Sucipto No 1B, Manahan, Banjarsari, Surakarta. 

Sementara itu, pelaku UMKM dengan produk abon untuk vegan, Ayu Prameswari mengaku bisa memperluas target pemasaran usahanya.

Produk Ayu adalah Gadhing De'Vegan, produk makanan berbasis tanaman (plantbased) untuk pelaku vegan.

Ayu mengungkapkan dirinya bergabung dengan Rumah BUMN Solo yang dikelola BRI pada 2020. 

"Saya mendapatkan fasilitas dan kesempatan mengikuti pameran yang diadakan BRI, jadi cara perluasan pasar dan pengenalan produk kami kepada pasar potensial," ungkap Ayu kepada Tribunnews.

Ayu Prameswari (kiri), pelaku UMKM Gadhing De'Vegan asal Karanganyar, Jawa Tengah, membuat inovasi produk abon yang terbuat dari tanaman. Mulai dari jantung pisang, cempedak, dan sayuran sop.
Ayu Prameswari (kiri), pelaku UMKM Gadhing De'Vegan asal Karanganyar, Jawa Tengah, membuat inovasi produk abon yang terbuat dari tanaman. Mulai dari jantung pisang, cempedak, dan sayuran sop. (Tribunnews/IST)

Produk Gadhing De'Vegan antara lain abon yang dibuat dari jantung pisang, cempedak, dan sayur-sayuran.

Selain itu ada keripik dendeng berbahan jantung pisang dan wortel, serta sambel pecel Madiun vegan.

Pembeli produk Gadhing De'Vegan berasal dari sejumlah kota besar di Indonesia.

Abon vegan Ayu juga sudah dipasarkan ke luar negeri.

"Ada dari Malaysia, Singapura, Australia, Jerman, Amerika, Selandia Baru, India, Belanda, dan Inggris," ujarnya.

Baca juga: Abon Vegan UMKM Karanganyar Tembus Pasar Global, Dibuat dari Jantung Pisang hingga Cempedak

Tanggapan Pengamat

Dihubungi terpisah, pengamat ekonomi dari Universitas Sebelas Maret Surakarta, Retno Tanding, menilai pelatihan yang ditawarkan Rumah BUMN Solo akan sangat berkontribusi pada peningkatan kapasitas UMKM.

"Kalau kita bicara UMKM tidak bisa dihindari, mereka membutuhkan peningkatan kapasitas dalam pengelolaan bisnis," ungkap Retno, Sabtu (3/6/2023).

Kebutuhan pelaku UMKM antara lain peningkatan SDM, strategi pemasaran, dan pengelolaan keuangan.

"Pelaku UMKM bisa membuat produk, tapi mungkin banyak yang tidak tahu pasarnya."

"Kemudian kalau bicara skill mengelola keuangan, kita tidak bisa menutup mata, pelaku UMKM biasanya sulit memisahkan uang usaha dan kebutuhan harian," ujarnya.

Pengamat ekonomi dari Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Retno Tanding.
Pengamat ekonomi dari Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Retno Tanding. (Istimewa)
Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved