Ekonom INDEF: Skema Power Wheeling Tak Relevan dengan Beban Negara Saat Ini
Pengusulan skema power wheeling atau pemanfaatan bersama jaringan tenaga listrik harus dikawal agar tidak masuk draft RUU EBT
Penulis:
Reynas Abdila
Editor:
Choirul Arifin
Di tengah kondisi oversupply listrik sebesar 1 GW saja, lanjut Abra, biaya yang harus dikeluarkan negara melalui PLN atas konsekuensi skema Take or Pay bisa mencapai Rp 3 triliun per GW.
"Secara sederhana kalau kita asumsikan rata-rata oversupply listrik sebesar 6-7 GW per tahun, maka potensi oversupply selama 2022-2030 mencapai 48GW - 56 GW atau setara dengan tambahan biaya Rp 144-168 triliun," pungkasnya.
Baca Juga
Reshuffle Kabinet, Menteri Keuangan Sri Mulyani Diganti Ketua LPS Purbaya, Ini Kata INDEF |
![]() |
---|
Demonstrasi Besar di Indonesia Disebut Jadi Tanda Chilean Paradox, Apa Itu? |
![]() |
---|
Indef Dorong Diversifikasi Ekonomi Syariah dalam RAPBN 2026 |
![]() |
---|
PLN Diusulkan Terbitkan Green Bonds untuk Percepat Transisi Energi |
![]() |
---|
Pengelolaan Dana Haji yang Optimal Bisa Dorong Pembangunan Ekonomi Umat, Ini Tantangannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.