Senin, 6 Oktober 2025

Harga Beras di Indonesia Paling Mahal se-ASEAN, Bank Dunia Beberkan Sejumlah Faktor Penyebabnya

Harga beras yang tinggi ini tentu akan berkontribusi pada tingkat inflasi, ditambah dengan adanya ketidakpastian global beberapa waktu ini.

Tribun Jakarta/Dionsius Arya Bima Suci.
Ilustrasi beras. Bank Dunia melaporkan harga beras di Indonesia lebih tinggi dari negara-negara ASEAN. Mahalnya harga beras di Indonesia disebutkan Bank Dunia disebabkan karena adanya kebijakan pemerintah untuk mendukung harga pasar bagi produsen di sektor pertanian. 

"Harga, apalagi saat Nataru kita jamin, tidak akan ada perubahan," pungkas Zulhas.

200 Ribu Ton Beras

Pemerintah resmi menerima beras impor asal Vietnam sebanyak 5.000 ton di Pelabuhan Tanjung Priok, Jumat (16/12/2022).

Direktur Utama Bulog Budi Waseso (Buwas) mengatakan, beras kualitas premium tersebut dibeli oleh Bulog seharga Rp 8.800 per kilogram dari negara asal dan akan dijual ke pasar Rp 8.300 per kilogram. Adapun untuk selisih harga beras impor tersebut akan ditanggung oleh pemerintah.

"Kita belinya Rp 8.800, nanti kita melepasnya Rp 8.300. Nanti kita minta izin negara untuk (beras impor) diubah ke CBP, nanti selisihnya akan diganti negara. Jadi bisa dibayangkan beras premium tersebut bisa murah," ujar dikutip dari Kompas.com saat menerima beras di Pelabuhan Tanjung Priok, Jumat (16/12/2022).

Walau demikian, Buwas memastikan dengan masuknya beras impor ke Tanah Air tidak akan mempengaruhi harga di pasar.

Baca juga: Beda Data Antar Anak Buah Presiden Jokowi Hingga Akhirnya Berujung Impor Beras Sebanyak 500 Ribu Ton

Terkait harga yang diberikan murah, lanjut Buwas, sudah dibahas sebelumnya dalam Rakortas.

"Yang pasti begini, ini kan untuk kebutuhan cadangan pangan. Pasti kalau kita gunakan operasi pasar, tidak ada panen kita prediksi Januari-Februari 2023 juga tidak ada panen. Tadi kan kebutuhannya banyak, yang biasanya sebulan 30.000 ton maksimal, ini rata-rata diatas 170.000 ton per bulannya rata-rata. Sehingga menguras cadangan pangan pemerintah yang ada di Bulog berasnya," jelas Buwas.

"Waktu rakortas begitu, kita kan pernah fleksibilitas harga waktu itu untuk CBP Rp 8.800 tapi kan enggak dapat akhirnya," sambung Buwas.

Buwas menambahkan, importasi ini dilakukan secara bertahap sehingga sampai Desember 2022 total importasi beras mencapai 200.000 ton.

"Ini sekarang berdatangan bertahap tapi sampai Desember (2022) 200.000 ton. Nanti (sore) ada di Serang, Merak sebanyak 5.000 ton juga itu dari Thailand. Tapi yang pasti ini bertahap sampai target impor kita nanti 500.000 ton. Sejauh ini negara asalnya Thailand, Vietnam, dan Pakistan," pungkas Buwas. (Tribunnews.com/Kompas.com)

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved