Senin, 6 Oktober 2025

Harga Beras di Indonesia Paling Mahal se-ASEAN, Bank Dunia Beberkan Sejumlah Faktor Penyebabnya

Harga beras yang tinggi ini tentu akan berkontribusi pada tingkat inflasi, ditambah dengan adanya ketidakpastian global beberapa waktu ini.

Tribun Jakarta/Dionsius Arya Bima Suci.
Ilustrasi beras. Bank Dunia melaporkan harga beras di Indonesia lebih tinggi dari negara-negara ASEAN. Mahalnya harga beras di Indonesia disebutkan Bank Dunia disebabkan karena adanya kebijakan pemerintah untuk mendukung harga pasar bagi produsen di sektor pertanian. 

Rupanya kenaikan ini disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) hingga berkurangnya produksi beras.

Berdasarkan data BPS, pada November 2022 harga beras dibanderol Rp 11.877 per kilogram (kg) atau naik tipis dari bulan sebelumnya yang sebesar Rp 11.837 per kg.

Namun kenaikan ini lebih landai dibandingkan bulan-bulan sebelumnya yang naik signifikan.

Harga beras pada Agustus 2022 sebesar Rp 11.555 per kg lalu naik jadi Rp 11.720 pada September 2022 dan menjadi Rp 11.837 per kg pada Oktober 2022.

Pemerintah Impor Beras Sebanyak 500 Ribu Ton

Pemerintah telah memutuskan untuk membuka kran impor beras sebagai upaya menjaga stok yang dimiliki Bulog dan mencegah kenaikan harga dari komoditas pangan tersebut di penghunjung 2022.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan, untuk menambah cadangan beras Bulog yang berkurang sekaligus menjaga stabilitas harga di pasaran, diputuskan mengimpor 500 ribu ton beras yang dikirim bertahap.

Baca juga: Jaga Tingkat Inflasi Pangan, NFA Pantau Harga Jual Beras

Menurutnya, sebenernya pemerintah tidak ingin impor beras jika produksi di dalam negeri mencukupi kebutuhan.

"Jadi biar tidak simpang siur. Yang mau impor itu tidak ada. Presiden, Kabulog, saya, dan kabapanas Arief tidak ada yang ingin impor, jika produksi kita cukup. Buat apa kita impor, jika berasnya ada," kata Zulkifli, Jumat (16/12/2022).

Ia menjelaskan, berdasarkan data Kementerian Pertanian, pasokan beras dalam negeri cenderung surplus.

Namun, lantaran harga beras yang terus meningkat signifikan di pasaran hingga menyentuh Rp10 ribu per liter, Bulog memutuskan melakukan operasi pasar dengan harga Rp8.300 per liter.

Operasi pasar tersebut membuat stok beras Bulog berkurang cukup banyak.

Sehingga, diperlukan tambahan pasokan secara cepat agarkeyakinan pasar tidak terganggu yang bisa berakibat pada harga beras tak terkendali.

Adapun proses pemulihan cadangan Bulog ini akan rampung pada Januari 2023, dengan harapan pada musim panen di bulan Maret 2023, cadangan beras dapat dibeli Bulog dari hasil panen petani.

"Kita tidak mau, karena beras ini kan makanan pokok di Indonesia. Kita sudah tiga kali enam hari mencoba mencari tapi tidak dapat. Jadi kita putuskan impor, untuk menambah cadangan Bulog sebanyak 500 ribu. Ini yang baru datang 200 ribu," ungkapnya.

Baca juga: Kepala Badan Pangan Ungkap Stok Beras Pemerintah Menipis, Tersisa 295 Ribu Ton

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved