Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Indonesia Masuk Dalam Negara G8 Versi Rusia, Kekuatan Ekonomi Baru Pasca Sanksi Barat

Aksi Amerika Serikat memutuskan hubungan ekonomi dengan Rusia diklaim justru menciptakan titik pertumbuhan baru di dunia.

Editor: Hendra Gunawan
AFP
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu 

Data Pemerintah Jepang menunjukkan, indeks harga barang perusahaan (CGPI) Jepang yang mengukur harga yang dibebankan perusahaan satu sama lain untuk barang dan jasa mereka, naik 9,5 % di bulan Maret 2022 dari tahun sebelumnya.

Itu melanjutkan kenaikan sebesar 9,7 % pada bulan Februari 2022, yang merupakan rekor tercepat.

Baca juga: Amerika Serikat Kembali Tambahkan Entitas Rusia ke Daftar Sanksi, Termasuk Pabrik Pesawat Irkuts

Bank of Japan (BOJ) menyebut kenaikan indeks ini melampaui perkiraan pasar yang sebesar 9,3 % .

"Dengan meningkatnya biaya bahan mentah, perusahaan tidak akan dapat menghasilkan pendapatan kecuali mereka menaikkan harga.

Hari-hari perang diskon telah berakhir," kata Takeshi Minami, Kepala Ekonom Norinchukin Research Institute.

Inflasi inti Jepang dapat meningkat menjadi sekitar 2,5 % akhir tahun ini. Juga akan tetap di atas 2 % lebih lama dari yang diperkirakan, membebani konsumsi dan ekonomi.

Indeks harga impor berbasis yen melonjak 33,4 % di bulan Maret 2022 dari tahun sebelumnya. Ini sebagai tanda penurunan yen baru-baru ini meningkatkan biaya impor untuk perusahaan Jepang.

Perusahaan Jepang lambat dalam meneruskan kenaikan biaya ke rumah tangga karena pertumbuhan upah yang lemah membebani konsumsi. Ini menjaga inflasi konsumen jauh di bawah target BOJ sebesar 2 % .

Baca juga: Imbangi Sanksi Uni Eropa, Rusia Tingkatkan Ekspor Minyak dari Pelabuhan Kozmino

Tetapi, analis memperkirakan, inflasi inti akan meningkat menjadi sekitar 2 % karena melonjaknya biaya bahan bakar.

Meningkatnya tekanan inflasi memperbesar kemungkinan BOJ merevisi perkiraan inflasi pada tinjauan triwulanan berikutnya.

Perkiraan bank saat ini adalah inflasi konsumen inti mencapai 1,1 % pada tahun yang dimulai pada bulan April.

Sementara, inflasi di zona mata uang euro melonjak menjadi 7,5 % pada Maret 2022. Padahal, ini belum mencapai momen puncak inflasi di Benua Biru. Dus, tekanan The European Central Bank (ECB) semakin tinggi untuk mengendalikan harga yang tidak terkendali, padahal pertumbuhan ekonomi melambat tajam.

Baca juga: Intelijen Ukraina: Jika Rusia Kuasai Donbas, Mereka Bisa Serang Wilayah Lain hingga Seluruh Ukraina

Pertumbuhan harga konsumen di 19 negara anggota kawasan mata uang euro mencapai 5,9 % pada Februari 2022. Kenaikan inflasi lantaran perang di Ukraina dan sanksi terhadap Rusia mendorong harga bahan bakar dan gas alam ke rekor tertinggi.

Meskipun energi adalah penyebab utamanya, inflasi harga pangan, jasa dan barang tahan lama semuanya berada di atas target 2 % ECB.

Ini menjadi bukti lebih lanjut bahwa pertumbuhan harga semakin meluas dan bukan hanya cerminan dari harga minyak yang mahal.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved