Kampanye Anti Rokok Gencar, Jumlah Perokok Malah Naik
Kampanye anti rokok rupanya belum membuahkan hasil. Faktanya, 7 tahun terakhir jumlah laki-laki perokok di Indonesia justru naik.
JAKARTA, TRIBUNNEWS - Kampanye anti rokok yang dilakukan sejumlah pihak rupanya belum membuahkan hasil. Faktanya selama tujuh tahun terakhir jumlah laki-laki perokok di Indonesia justru naik.
Hasil survey Global Adult Tobacco Survey (GATS), jika tahun 2005 jumlah perokok aktif masih dalam kisaran 53,9 (2005) kini jumlahnya menjadi 63 persen.
Demikian pula dengan yang terpapar. Di tempat umum 85,4 persen, di rumah 78,4 persen dan 51,3 persen di tempat kerja, sehingga perlu mendirikan kawasan bebas asap rokok di tempat umum, tempat dan keluarga.
"Kita gagal melindungi rakyat. Bukan berkurang makin bertambah. Malu terhadap rakyat. Mau terhadap rakyat. Jumlah penduduk yang merokok. Kita dikalahkan industri rokok," tutur Menteri Kesehatan Nafsiah Mboy saat peluncuran buku Global Adult Tobacco Survey in Indonesia di Kemenkes, Selasa (11/9/2012).
Menkes mengingatkan, kepada bapak maupun ibu yang merokok di rumah dan asapnya terpapar anak-anak, itu berarti mereka membunuh anaknya sendiri. "Sengaja atau dengan sengaja membunuh anak," tuturnya.
Ia juga mendorong orang di kantor yang tidak merokok mengingatkan agar kalau merokok jangan di tempat kerja dan harus di luar.
Sampel rumah tangga dalam GATS berjumlah 8994 rumah tangga dengan satu orang yang dipilih satu untuk melengkapi informasi dalam survey di setiap rumah tangga. Terkumpul 8305 wawancara individu yang lengkap dengan respon 94,3 persen. (Eko Sutriyanto)
BACA JUGA: