Gadget di Ruang ICU Bikin Pasien Tidak Stres
Changi General Hospital di Singapura digadang-gadang sebagai pionir layanan tablet dan aplikasi khusus untuk pasien Intensive Care Unit (ICU).
Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Agustina N.R
TRIBUNNEWS - Perubahan teknologi bukan monopoli bidang kreatif, telekomunikasi, media, retail, maupun perbankan. Tetapi industri kesehatan, terutama rumah sakit, sudah melek teknologi terkini.
Salah satunya Changi General Hospital di Singapura. Rumah sakit ini digadang-gadang sebagai pionir rumah sakit dengan layanan tablet dan aplikasi khusus untuk pasien Intensive Care Unit (ICU). Melalui tablet (iPad) dan aplikasi The Touch of Care, pasien dapat berkomunikasi dengan tenaga medis dan anggota keluarga yang berkunjung. Layanan ini mengurangi efek psikologis pasien ICU.
Inovasi ini muncul karena pada pasien ICU yang mengenakan tabung pernafasan tidak dapat berbicara. Menurut penelitian, hal tersebut membuat pasien tambah stres. Untuk mengekspresikan keinginan dan kebutuhan, mereka harus membuka mulut, menggerakkan tangan, atau menulis catatan. Bahkan beberapa pasien frustrasi, sampai mereka mencabut tabung pernafasan.
"Kondisi itu melelahkan dan menguras emosi, mereka sering salah paham," kata Jun Tan, manajer perawat ICU yang dilansir Tribunnews dari Asia One.
Dalam aplikasi The Touch of Care, pasien dihadapkan tujuh menu yang terdiri dari kebutuhan fisik, kebutuhan emosional, barang-barang pribadi, kebutuhan lingkungan, gambar kepala, badan, dan bagian atas dan tungkai bawah. Selanjutnya, pasien tinggal memilih salah satu menu dan gambar bagian tubuh. Misalnya mereka menunjukkan gambar selimut sebagai barang yang dibutuhkan, menunjuk gambar yang merujuk kepada area badan yang sakit, dan lainnya.
"Meskipun saya tidak pernah menggunakan iPad sebelumnya, saya menemukan kemudahan saat menggunakannya. Ini bagus untuk mengomunikasikan lebih dari kebutuhan dasar," ujar Ng Ying Kow (66) pasien yang menggunakan tablet untuk bertanya tentang jenis dan dosis obat.
Aplikasi yang menggantikan keberadaan booklet bergambar ini diluncurkan sejak April lalu. 80 pasien yang berusia 19 - 76 tahun telah menggunakannya. Dari 63 pasien yang disurvei antara bulan Juni - September, 97 persen merasa sistem tersebut efektif.
Bulan lalu, rumah sakit meningkatkan layanan dengan penggunaan aplikasi tiga bahasa, gambar dan font yang lebih besar, serta satu tablet untuk dua pasien di ruang ICU. Namun ada rencana untuk menambah tablet, sehingga satu pasien memegang satu gadget keluaran perusahaan Steve Jobs dan Tim Cook tersebut.