Kamis, 2 Oktober 2025

Dirgo: Serba Ruwet dan Gaduh di Akhir Pemerintahan SBY

Analis Geopolitik melihat kegaduhan politik dan carut-marut yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia menjadi catatan hitam

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-inlihat foto Dirgo: Serba Ruwet dan Gaduh di Akhir Pemerintahan SBY
TRIBUNNEWS.COM/DANY PERMANA
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan penghormatan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Sabtu (10/11/2012). Hari ini bangsa Indonesia merayakan Hari Pahlawan, untuk mengenang pejuang Indonesia yang gugur dalam pertempuran sengit dengan pihak Sekutu di Surabaya. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Analis Geopolitik melihat kegaduhan politik dan carut-marut yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia menjadi catatan hitam kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Apalagi, semua yang terjadi akhir-akhir ini berlangsung jelang akhir-akhir masa kerja dari Pemerintahan Presiden SBY. Hiruk pikuk politik saling lempar tudingan antarlembaga negara makin menunjukkan tidak adanya koordinasi antar lembaga. Dan itu menjadi catatan hitam masa pemerintahan SBY sebagai Presiden.

"Memang akhir-akhir ini di media-media banyak hiruk pikuk politik. Seperti DPR lawan Menteri BUMN (Dahlan Iskan-red), MK melempar isu ke istana. Kalau ada aturan mainnya kan sebenarnya ada protokolernya, itu pasti tidak terjadi," tegas Dirgo D Purbo, Analis Geopolitik, saat Polemik Sindo Radio, "Negeri yang Ruwet", di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (17/11/2012).

Belum lagi, ditambah lagi persoalan pendaftaran Partai Politik yang akan mengikuti Pemelihan Umum 2014 mendatang di KPU. Pun "perang" antara Sekjen KPU dengan Komisioner KPU.

"Seharusnya KPU mengakomodasi peserta baru politik dan Eksistensi dari partai lama. KPU ada agenda besar 2014. Dikala pendaftaran, komisionernya malah ke Amerika Serikat memantau Pemilu disana," kritiknya.

Ditambah lagi, kegaduhan politik saling "perang" antara Ketua MK  Mahfud MD dengan Mensesneg Sudi Silalahi sebagai perwakilan Istana. Saat itu Sudi balik menantang Mahfud membuktikan pernyataannya yang menyatakan bahwa adanya orang-orang atau Mafia Narkoba didalam Istana yang coba mempengaruhi keputusan SBY untuk memberikan Grasi kepada Gembong Narkoba Olla semakin menambah keruwetan.

"Kan semuanya itu ada protokolernya Harusnya yang berwenang itu menempatkan diri dan ikuti aturan main," tegas Dirgo.

Kata dia lagi, "sensasi" dua pejabat negara, Menteri BUMN, Dahlan Iskan dan Seskab Dipo Alam terkait adanya kongkalikong dan pemerasan kepada BUMN dan berbagai kementerian. Dan menjadi berlarut karena dialamatkan kepada oknum DPR. "Perang" DPR dengan Dahlan atau Dipo pun terjadi menambah kegaduhan di negeri ini.

Belum kelar persoalan itu, MK memutuskan BP Miga dibubarkan. Pro dan Kontra pun pecah terkait hal itu. "Putusan MK yang menyatakan BP Migas inkonstitusional menjadi pelengkap keruwetan ini," ujarnya.

Bukan hanya di "pos" politik dan hukum saja keruwuten itu terjadi. Di dunia olahraga, khususnya di  Persepakbolaan Tanah Air tidak jua usai kisruh yang terjadi ditubuh PSSI.

"Ditambah atletnya (Diego Michels) masuk bui. Itu tambah ruwet," kata Dirgo.

Klik:

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved