Kamis, 2 Oktober 2025

Penarikan Penyidik KPK

Pasek: Jangan Terus Sudutkan Presiden SBY

Politisi Partai Demokrat I Gede Pasek Suardika meminta semua pihak tak gampang menyudutkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Penulis: Y Gustaman
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-inlihat foto Pasek: Jangan Terus Sudutkan Presiden SBY
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Masyarakat yang menghadiri acara aksi dukungan kepada KPK membawa poster sindiran kepada presiden, di sekitar bundaran HI Jakarta Pusat, Minggu (7/10/2012). Acara ini diadakan untuk mendukung KPK dari upaya pelemahan dan kriminalisasi. TRIBUNNEWS/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi Partai Demokrat I Gede Pasek Suardika meminta semua pihak tak gampang menyudutkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kritik Pasek menyusul tuntutan publik agar SBY turun tangan menangani polemik Polri dan Komisi Pemberantasan Korupsi.

Menurut Pasek, sikap SBY sudah benar dengan tidak turun langsung menyelesaikan konflik Polri dan KPK terkait beberapa hal yang menimpa dua lembaga hukum, seperti persoalan alih status penyidik KPK, dan penangkapan penyidik Kompol Novel Baswedan untuk kasus pidana 2004 silam.

"Kepala negara hanya mengkordinasikan. Kalau nanti Presiden terlalu sering intervensi, dibilang intervensi. Karena KPK itu independen. Apalagi KPK juga sudah mengatakan tidak perlu pemimpin negeri ini turun," ujar Pasek di Kompleks DPR RI, Jakarta, Senin (8/10/2012).

Ia menyayangkan, ketika KPK dan Polri berusaha menyelesaikan masalah, justru ada orang yang begitu getol menyerang SBY. Sebenarnya, SBY tak perlu berurusan langsung soal hal ini karena memang tidak boleh. Posisi SBY sebatas mengkoordinasikan saja.

Ketua Komisi III DPR RI ini meminta semua pihak beritikad baik, jangan mau menang sendiri. Kalau cuma mencari menang demi kepentingan institusinya, pihak tersebut sudah terjebak pada politik adu domba yang dilakukan pihak tertentu. Esensi tugas KPK dan Polri itu memberantas korupsi bukan berpolemik.

Selama ini, kata Pasek, SBY sudah sering membantu KPK ketika dirundung masalah. Sebut saja ketika KPK Jilid II di mana dua pimpinannya Bibit Samad Rianto dan Chandra Hamzah ditahan, SBY memasang pimpinan sementara Tumpak Hatorangan Panggabean.

"Tapi kalau setiap saat Presiden SBY harus turun tangan, pimpinan-pimpinan (Polri dan KPK) ini pada ngapain?" tukasnya sambil menambahkan, sudah tugas pimpinan lembaga untuk menyelesaikan masalah, bukan justeru meningkatkan polemik.

Klik:

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved