Kedatangan Hillary Clinton
Ini Dia Obrolan Panas Kunjungan Hillary Clinton ke Jakarta
Mencuat obrolan panas di dunia maya tentang misi rahasia kunjungan Hillary Clinton ke Jakarta. Salah satunya, mengamankan kontrak Freeport.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA
Begitu banyak obrolan panas, spekulasi dan tebak-tebakan mencuat di dunia maya terkait misi kunjungan Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat Hillary Clinton ke Jakarta dalam dua hari terakhir ini.
Di jejaring sosial Facebook misalnya, seorang jurnalis senior Indonesia menulis status, "Hei Hillary Rodam Clinton, kami tahu persis kedatanganmu untuk memastikan perpanjangan kontrak Freeport, sebagaimana kedatangan Tuan Barack Obama beberapa waktu lalu untuk memastikan perpanjangan kontrak Blok Natuna D Alpha."
Spekulasi serupa muncul dari seorang jurnalis warga (citizen jurnalist) M. Rasyid Nur. Lewat tulisannya di situs Kompasiana (satu grup dengan Tribunnews), Rasyid membuat tulisan bertajuk "Hillary Datang, Harga Diri (Tak) Hilang."
Di satu sisi, seolah-olah Hillary Clinton baik banget menjanjikan hibah (dana gratis) untuk program kesehatan Indonesia senilai Rp 266 Miliar.
Tapi di sisi lain, betapa jauh lebih besar kerugian pemerintah Indonesia dalam kaitan perjanjian kontrak tambang emas Indonesia - Amerika (Freeport) di Papua.
"Keluhan berkaitan tambang emas di Papua sana, adalah contoh telanjang betapa harga diri kita memang lebih mereka rendahkan dari pada yang seharusnya. Apakah kedatangan Hillary akan menambah perasaan tak berharga itu? Wallohu a'lam," tulis M. Rasyid Nur.
Ungkapan serupa dilontarkan oleh jurnalis warga lainnya. "Di balik kunjungan Hillary Clinton pastilah ada misi yang lebih besar, sebuah misi untuk menjaga kepentingan Amerika di bumi Nusantara tercinta ini. Untuk melestarikan keberadaan Freeport!" tulis Ade Indonesia.
Ade mengritisi, luas konsesi yang diberikan kepada Freeport pun luar biasa, 1,9 juta hektar lahan di Grasberg dan 100 km2 di Easberg. Namun, kehadiran Freeport justru menjadi bencana bagi masyarakat Papua daripada berkah.
Bayangkan. Penambangan yang dilakukan Freeport telah menggusur ruang penghidupan suku-suku di pegunungan tengah Papua. Tanah-tanah adat tujuh suku, di antaranya suku Amungme dan Nduga, telah dirampas sejak awal masuknya Freeport.
Limbah tailling yang dihasilkan PT Freeport telah menimbun 110 km2 wilayah Estuari dan mengalami pencemaran linkungan. Sekitar 20-40 km bentang sungai Ajkwa beracun dan 133 km2 lahan subur terkubur akibat pembuangan limbah tailing tersebut.
Ketika banjir tiba, kawasan-kawasan subur di lokasi itupun tercemar. Perubahan arah sungai Ajkwa pada perkembangannya telah menyebabkan banjir, kehancuran hutan-hutan tropis (21 km2), dan menyebabkan daerah yang semula kering menjadi rawa.
"Dengan demikian, kita harus mengatakan hal ini kepada Hillary Clinton: Pulanglah kembali ke Amerika!" Ade menegaskan. (Agung Budi Santoso)
Baca berita terkini lainnya
- Ayah Terduga Teroris: Anak Saya Mati Syahid 5 menit lalu
- Hillary Temui SBY di Kantor Presiden 12 menit lalu
- RI-Australia Tingkatkan Kerjasama Pertahanan 14 menit lalu
- Dirut Yodya Karya Dipanggil untuk Kembangkan Hambalang 25 menit lalu
- Siapa Ahli Bahasa untuk Kasus Twitter Deny Indrayana? 36 menit lalu
- KPK Panggil Kakanwil Ditjen Pajak Jatim 45 menit lalu
- Ical: Jiwa Sultan Tetap Golkar 3 jam lalu
- Pesan Muchsin: Maaf Saya tak Bisa Bantu Bapak Lagi 3 ja