Kamis, 2 Oktober 2025

Kedatangan Hillary Clinton

Ini Dia Obrolan Panas Kunjungan Hillary Clinton ke Jakarta

Mencuat obrolan panas di dunia maya tentang misi rahasia kunjungan Hillary Clinton ke Jakarta. Salah satunya, mengamankan kontrak Freeport.

zoom-inlihat foto Ini Dia Obrolan Panas Kunjungan Hillary Clinton ke Jakarta
TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton, usai melakukan pertemuan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (4/9/2012). Dalam kunjungannya di Indonesia Hillary memuji kinerja Menlu Indonesia dalam menyatukan negara-negara ASEAN menyikapi sengketa Laut Cina Selatan.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA
Begitu banyak obrolan panas, spekulasi dan tebak-tebakan mencuat di dunia maya terkait misi kunjungan Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat Hillary Clinton ke Jakarta dalam dua hari terakhir ini.

Di jejaring sosial Facebook misalnya, seorang jurnalis senior Indonesia menulis status, "Hei Hillary Rodam Clinton, kami tahu persis kedatanganmu untuk memastikan perpanjangan kontrak Freeport, sebagaimana kedatangan Tuan Barack Obama beberapa waktu lalu untuk memastikan perpanjangan kontrak Blok Natuna D Alpha."

Spekulasi serupa muncul dari seorang jurnalis warga (citizen jurnalist) M. Rasyid Nur. Lewat tulisannya di situs Kompasiana (satu grup dengan Tribunnews), Rasyid membuat tulisan bertajuk "Hillary Datang, Harga Diri (Tak) Hilang."

Di satu sisi, seolah-olah Hillary Clinton baik banget menjanjikan hibah (dana gratis) untuk program kesehatan Indonesia senilai Rp 266 Miliar.

Tapi di sisi lain, betapa jauh lebih besar kerugian pemerintah Indonesia dalam kaitan perjanjian kontrak tambang emas Indonesia - Amerika (Freeport) di Papua.  

"Keluhan berkaitan tambang emas di Papua sana, adalah contoh telanjang betapa harga diri kita memang lebih mereka rendahkan dari pada yang seharusnya. Apakah kedatangan Hillary akan menambah perasaan tak berharga itu? Wallohu a'lam," tulis M. Rasyid Nur.

Ungkapan serupa dilontarkan oleh jurnalis warga lainnya. "Di balik kunjungan Hillary Clinton pastilah ada misi yang lebih besar, sebuah misi untuk menjaga kepentingan Amerika di bumi Nusantara tercinta ini. Untuk melestarikan keberadaan Freeport!" tulis Ade Indonesia.

Ade mengritisi, luas konsesi yang diberikan kepada Freeport pun luar biasa, 1,9 juta hektar lahan di Grasberg dan 100 km2 di Easberg.  Namun, kehadiran Freeport justru menjadi bencana bagi masyarakat Papua daripada berkah.

Bayangkan. Penambangan yang dilakukan Freeport telah menggusur ruang penghidupan suku-suku di pegunungan tengah Papua. Tanah-tanah adat tujuh suku, di antaranya suku Amungme dan Nduga, telah dirampas sejak awal masuknya Freeport.

Limbah tailling yang dihasilkan PT Freeport telah menimbun 110 km2 wilayah  Estuari dan mengalami pencemaran linkungan. Sekitar 20-40 km bentang sungai Ajkwa beracun dan 133 km2 lahan subur terkubur akibat pembuangan limbah tailing tersebut.  

Ketika banjir tiba, kawasan-kawasan subur di lokasi itupun tercemar. Perubahan arah sungai Ajkwa pada perkembangannya telah menyebabkan banjir, kehancuran hutan-hutan tropis (21 km2), dan menyebabkan daerah yang semula kering menjadi rawa.

"Dengan demikian, kita harus mengatakan hal ini kepada Hillary Clinton: Pulanglah kembali ke Amerika!" Ade menegaskan. (Agung Budi Santoso)

Baca berita terkini lainnya

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved