RUUK DIY
Sri Sultan Ditelepon Tengah Malam
Penyebabnya cukup sepele. Karena Sultan mendadak dipanggil ke Istana Negara Jakarta oleh Presiden SBY.
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Pekan pertama Oktober 2011. Rapat Anggota Panja RUUK DIY DPR di Senayan memanas. Jam dinding di gedung Dewan sudah mendekati pukul 24.00 WIB. Interupsi dari anggota Panja tiada henti, malah tambah memanas. "Rapat sempat deadlock," kata Ketua Panja Hakam Naja di gedung DPR, Rabu (29/8/2012).
Penyebabnya cukup sepele. Karena Sultan mendadak dipanggil ke Istana Negara Jakarta oleh Presiden SBY. Mendagri Gamawan Fauzi juga ikut dipanggil. Diduga terkait pembahasan RUUK DIY.
Peserta rapat dipenuhi banyak spekulasi, ada apa gerangan Sultan dipanggil SBY.
"Malam itu juga kita telepon Sultan. Sudah jam 12 malam. Katanya Sultan sampai dibangunkan," kata Naja.
Di ujung telepon Sultan berbicara dengan perwakilan pemerintah provinsi DIY di Jakarta. Agar Sultan wajib hadir di DPR keesokan paginya. Sultan pun menyanggupi.
"Paginya Sultan tiba di Jakarta. Kami langsung rapat. Kami ingin Sultan klarifikasi pertemuan dengan Presiden. Dua jam Sultan menjelaskan pertemuan itu kepada kami. Semua jadi clear," ujar Naja.
Memang sepekan sebelumnya Sultan mendadak dipanggil ke Istana Negara . Kabar pemanggilan Sultan dimalam hari itu membuat heboh para wartawan di tengah memanasnya pembahasan RUUK DIY yang mentok.
Apalagi saat itu, beberapa ormas di Yogya menyerukan Yogya Merdeka, lepas dari NKRI. Menurut Naja itulah masa-masa menegangkan dalam pembahasan RUUK DIY. "Yah masa-masa itu sudah lewat," ujar Naja.
Menurut dia setelah itu pembahasan RUUK DIY jadi cair. Pertemuan formal dan non formal dengan Sultan diintensifkan.
"Lobi-lobi non formal. Kita terus hotline ke Sultan. Setiap ada masalah kita telepon Sultan, minta pendapat Beliau. Daripada bolak-balik Jakarta ke Yogya kita telepon-teleponan," ujar Naja.
Tak hanya itu, Naja juga menegaskan pihaknya beberapa kali mengunjungi langsung Sultan dan berdialog dengan unsur masyarakat di Yogya. Reses pun digunakan untuk membahas soal RUUK DIY ini.
"Sultan juga kita undang beberapa kali untuk membicarakan poin penting yang diinginkan," ujar Naja.
Agar suasana mencair tak jarang makan bareng dengan Sultan di Keraton juga dilakukan. Tentu saja sambil membicarakan soal RUUK DIY. "Memang ini panjang sekali bahasannya. Komprominya jadi panjang sekali," ujar Naja.
Diakui ada beberapa item yang menjadi pro dan kontra. Termasuk penetapan Sultan menjadi gubernur DIY, soal pendanaan, dan pertanahan.
"Ini masalah krusial sudah disepakati dan Insya Allah ini berjalan baik," kata Naja.
Kini RUUK DIY sudah disepakati di Komisi II DPR. Rencananya akan diajukan dalam sidang paripurna DPR 4 September mendatang. Setelah itu diajukan ke Presiden SBY untuk ditandatangi sehingga resmi menjadi UU. Minggu depan kami haris ke Jogja memberi sosialisasi," kata Naja.
- Perolehan Suara Golkar Tidak Berpengaruh Jika Sultan Mundur
- Gusti Prabu: Kenapa Sultan Tak Boleh jadi Kader Parpol
- Sultan Tak Keberatan Kembalikan KTA Partai Golkar
- Sultan Bisa Seumur Hidup Jabat Gubernur DIY
- Akhirnya, Pemerintah dan DPR Sepakat Opsi Penetapan
- RUUK DIY Cenderung pada Penetapan Gubernur