Pemilihan Gubernur Sulsel
PPI Pertanyakan Peran Panwaslu Sulsel
Poros Pemuda Indonesia (PPI) Sulawesi Selatan mempertanyakan peran dan keberadaan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Sulsel selama
Laporan Wartawan Tribun Timur, Adin Syekhuddin
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Poros Pemuda Indonesia (PPI) Sulawesi Selatan mempertanyakan peran dan keberadaan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Sulsel selama tahapan Pilgub Sulsel bergulir sejak 26 Juni 2012 lalu.
Berbagai aksi tidak terpuji yang telah merusak iklim kondusif pilgub seolah-olah tidak mendapatkan respon dari Panwaslu. Bahkan, Panwaslu Sulsel terkesan membiarkan tanpa melakukan tindakan meski sekedar berupa imbauan.
"Kemana ini panwaslu, selama ini yang terdengar dari panwaslu Sulsel hanya ribut-ribut soal anggaran saja. Setelah diputuskan anggarannya justru sekarang tidak terdengar," kata Ketua DPW PPI Sulsel, Taqwa Bahar, Selasa (28/8/2012).
Sementara itu, Sekretaris PPI Sulsel, Aswadi menambahkan, tidak adanya gerakan Panwaslu yang mengawal tahapan pilgub Sulsel menjadi salah satu penyebab aksi-aksi pelanggaran semakin marak.
Menurutnya, Panwas sudah harus tegas dalam menjalankan fungsinya dan tidak ada kompromi bagi siapapun oknumnya yang terbukti mengganggu tahapan Pilgub.
"Saya pikir inilah saatnya panwas bergerak, tidak ada lagi alasan bagi mereka tidak bertindak. Kepengurusan sudah ada dan dananya pun sudah disetujui dengan jumlah yang tidak sedikit. Tidak ada lagi toleransi bagi mereka yang terbukti mengganggu pilgub Sulsel," ujar Aswadi.
Dalam catatan PPI Sulsel, sedikitnya telah ada sejumlah bentuk pelanggaran yang terekspose di media dan terjadi setelah tahapan Pilgub Sulsel bergulir. Diantaranya, beredarnya The Tabloid yang menyudutkan salah satu pasangan kandidat Syahrul Yasin Limpo.
Kemudian terbakarnya posko milik pasangan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA), dan sejumlah perusakan dan pembakaran alat peraga berupa baliho milik kedua kandidat kandidat.
Baca Juga: