Warga Korban Banjir Siantar Tak Butuh Bantuan Sembako
Warga Kota Pematangsiantar di tiga kecamatan yang menjadi korban bencana banjir Minggu (26/8/2012) meminta pemerintah membantu

Laporan Wartawan Tribun Medan, Adol Frian Rumaijuk
TRIBUNNEWS.COM, PEMATANGSIANTAR - Warga Kota Pematangsiantar di tiga kecamatan yang menjadi korban bencana banjir Minggu (26/8/2012) meminta pemerintah membantu dalam bentuk perbaikan fisik, bukan sembako. Warga menyadari tinggal di daerah pinggiran sungai berbahaya, namun tidak bisa berbuat lebih.
Seperti diungkapkan seorang janda, Artati (58) warga Jl Handayani Kelurahan Bah Kapul Kecamatan Siantar Sitalasari, Selasa (28/8/2012) bahwa dirinya tidak butuh bantuan sembako.
"Kami butuh perbaikan, bagaimanalah memperbesar gorong-gorong ini. Atau kami dicarikan tempat yang baru dan layak," ujarnya.
Ia sangat kecewa jika pemerintah hanya memberikan sembako saat terjadi bencana. Karena, mereka pun menyadari bahaya yang harus ditanggung jika terus tinggal di pinggiran Sungai Mati tersebut. wanita yang mengaku telah tinggal di lokasi tersebut selama 12 tahun tidak ingin keselamatannya terus terancam setiap kali hujan turun.
Hal sama juga disampaikan Endang Herawati yang sedang menggendong anaknya. Ia berharap, agar bantuan yang diberikan dalam bentuk kelengkapan untuk sekolah anak-anaknya. Saat banjir melanda, sepatu dan buku anaknya hanyut dan sebagian tinggal namun basah kuyup.
"Tidak bisa digunakan lagi. Bagaimanalah anakku ini sekolah. Buku yang dari pemerintah (cetakan) itu yang tidak bisa kami beli, mahal," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Anggota DPR RI Edy Ramli Sitanggang menyantuni para korban bencana banjir. Bantuan berupa beras 48 karung (@ 10 kg) dan mi instant. Dalam sambutannya, Edy mengatakan sebagai putra daerah Kota Pematangsiantar terkejut dengan adanya banjir di daerah Siantar Martoba dan Siantar Sitalasari.
Baca Juga: