Kamis, 2 Oktober 2025

Tanpa Protokoler, SBY Diminta Pantau Langsung Harga Sembako

Guna mengontrol harga-harga kebutuhan pangan selama bulan Ramadan dan menjelang Idul Fitri, Presiden SBY diminta

zoom-inlihat foto Tanpa Protokoler, SBY Diminta Pantau Langsung Harga Sembako
TRIBUNNEWS.COM/DANY PERMANA
Pedagang bawang merah Brebes di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, merapikan barang dagangannya, Senin (12/3/2012). Harga bawang merah Brebes per kilo masih stabil di angka Rp 7500, namun para pedagang menghawatirkan harga-harga sembako akan segera naik seiring rencana kenaikan BBM April mendatang. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Guna mengontrol harga-harga kebutuhan pangan selama bulan Ramadan dan menjelang Idul Fitri, Presiden SBY diminta turun langsung ke lapangan. SBY harus datang langsung melihat hal sebenarnya tanpa didampingi satupun protokoler.

"Presiden SBY tanpa protokoler lakukan sidak dilapangan dan dari sana akan ketahui secara persis apa yang terjdi  pada masyarakat. Serta akan tahu apakah laporan menteri-menterinya benar atau tidak sehingga bisa mengambil keputusan," kata Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani kepada wartawan di Jakarta, Senin(30/7/2012).

Muzani mencontohkan, setiap menjelang Ramadhan, saat Ramadhan dan Idul Fitri, harga kebutuhan pokok melonjak-lonjak, hampir tiap hari naik tanpa kontrol sama sekali

"Pemerintah selalu bilang stok cukup tapi kenapa harga selalu melonjak. Pemerintah tidak pernah mengantisipasi masalah kenaikan harga sebagai ritual tahunan, akhirnya rakyat jadi korban, kesejahteraan rakyat dikorbankan," katanya.

Anehnya lagi, pemerintah ditengah krisis seperti ini justru menaikkan laju inflasi setiap puasa dan lebaran.

"Bukannya menaikkan pertumbuhan tingkat konsumsi yang bisa menderek pertumbuhan ekonomi. Kenaikan laju inflas ini berbanding terbalik. Pemerintah hanya mau enaknya saja, kalau kurang, impor, impor. Missalnya kedelai, pemerintah tak mau bertindak mengantisipasi dan hanya bertugas sebagai penjaga. Pemerintah tidak mau peduli dengan rakyatnya, rakyat berjalan tanpa kendali atau negara ini seperti auto pilot," kata Muzani.

Anggota Komisi I DPR ini mencurigai para pembantu Presiden SBY hanya memberikan laporan bahwa keadaan di lapangan sudah berjalan sesuai harapan.

"Jangan-jangan SBY dilapori baiknya saja oleh menteri-menterinya. Saya rasa menteri-menterinya lapor Asal Bapak Senang (ABS) saja dan ini harus diingatkan agar presiden jangan mudah terima begitu saja laporan anak buahnya," pungkasnya.

Baca Juga:

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved