KPK: Parpol Tidak Berdaya Membangun Integritas
Wakil Ketua KPK Zulkarnain mengatakan, penanganan kasus korupsi yang melibatkan partai politik (parpol) merupakan tantangan berat.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Zulkarnain mengatakan, penanganan kasus korupsi yang melibatkan partai politik (parpol) merupakan tantangan berat.
Karena itu, integritas fraksi dan parpol yang dirumuskan KPK, akan segera disosialisasikan ke semua parpol.
"Tidak semua parpol jelek, ada juga yang bagus. Ini tantangan dalam parpol. Tapi, kami akan terus lalui," kata Zulkarnain di Tanjung Lesung, Banten, Sabtu (14/7/2012).
Zulkarnain menilai, realitas parpol saat ini dibangun di atas pondasi yang rapuh. Sebab, parpol lama maupun baru, memiliki pendanaan yang tidak jelas sumbernya, kepemilikikan rekening yang banyak untuk mengaburkan pengontrolan, dan pengkaderan politisi yang tidak jelas tujuannya.
"Mereka tidak berdaya membangun integritasnya sendiri. Akhirnya, mereka cenderung melanggar (korupsi)," jelas Zulkarnain.
Sementara, Bambang Widjojanto, juga Wakil Ketua KPK menyatakan, pengusutan kasus korupsi yang melibatkan kader parpol tidak memilih warna-warna apapun.
Pengusutan kasus seperti suap Wisma Atlet, suap DPID, PLTS, Hambalang, Bailout Bank Century, serta suap pengadaan Alquran, bukan pesanan dari pihak manapun.
"Efektifitas dan efiesiensi pemberantasan korupsi yang kita kedepankan," cetus Bambang.
Menurutnya, politisasi anggaran yang kerap kali dilakukan anggota Dewan, menunjukkan tanggungj awab jabatan dan kewenangan mereka tergadaikan.
Padahal, lanjut Bambang, pengalokasian anggaran semestinya untuk pembangunan dan kesejahteraan rakyat.
"Kekuasaan tak terkontrol akan mengakibatkan korupsi yang menjalar. Kekuasaan dan kewenangan mereka harus dibangun untuk keadaban bangsa berdasarkan tanggung jawab," paparnya. (*)
BACA JUGA