Andai TV Bisa Dibayar Agar Iklan Korupsi Demokrat Tak Tayang
Politisi Partai Gerindra Martin Hutabarat punya guyonan mengenai iklan korupsi Partai Demokrat yang kini sering tayang di stasiun TV tertentu.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi Partai Gerindra Martin Hutabarat punya guyonan mengenai iklan korupsi Partai Demokrat yang kini sering tayang di stasiun TV tertentu.
"Iklan itu membuat babak belur partai (Demokrat)," kata Martin dalam diskusi di gedung DPR Jakarta, Kamis (5/7/2012).
Iklan korupsi dimaksud adalah slogan partai Demokrat "Katakan Tidak pada Korupsi" yang wara-wiri tayang di TV pada Pemilu 2009 lalu. Dimana dalam iklan itu dibintangi oleh Angelina Sondakh, Anas Urbaningrum, Edhie Baskoro Yudhoyono, dan SBY.
Iklan itu tayang belakangan ini seiring proses hukum terhadap sejumlah kader Demokrat di KPK.
Menurut Martin, saat Pemilu 2009 iklan itu tepat tayang di TV sebagai komitmen untuk memberantas korupsi. Namun sialnya ada bintang iklan itu yakni Angelina kini ditahan KPK dalam dugaan kasus korupsi Wisma Atlet, Palembang.
Karena iklan itu tayang dalam beberapa hari lalu di TV membuat elit Demokrat kurang sreg.
"Ada orang-orang di iklan itu diberitakan terkait korupsi. Coba bisa dibayar TV tidak memasang iklan itu. Jadi beda kalau dulu (saat Pemilu) dibayar pasang iklan. Akan membantu agar elektabilitas partai tidak turun," ujarnya.
Baca Juga: