Warga Ketapang Keluhkan Harga Minyak Tanah
Masyarakat kabupaten Ketapang mengaku kesulitan mendapatkan minyak tanah, pasca dicabutnya subsidi sejak beberapa waktu lalu.
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ali Anshori
TRIBUNNEWS.COM KETAPANG, -Masyarakat kabupaten Ketapang mengaku kesulitan mendapatkan minyak tanah, pasca dicabutnya subsidi sejak beberapa waktu lalu. JIkapun ada mereka harus membayar dengan harga yang cukup mahal. Kondisi inipun membuat masyarakat menjadi resah.
Ida Farida warga kelurahan Banjar mengatakan, pencabutan subsidi minyak tanah yang dilakukan pemerintah membuatnya serba susah, pasalnya harga elpiji di Kabupaten Ketapang relative mahal sementara minyak tanah sulit didapat.
“Sekarang ini harga minyak tanah 1 liter mencapai Rp 11 ribu, itupun sulit mencarinya, sementara ketika akan memakai kayu bakar kita hidup di kota, jadi serba sulit, sedangkan harga elpiji 3 kg juga mahal, sekarang ini mencapai Rp 21 ribu sampai dengan Rp 23 ribu pertabungnya,” keluh Farida Rabu (27/6/2012).
Farida mengatakan, sebelumnya dia juga menggunakan gas 3 kg pembagian dari pemerintah, namun karena harga gas mahal diapun kembali lagi ke minyak tanah. Sayangnya saat ini minyak tanah semakin sulit didapatkan di pasaran.
“Saya berharap kepada pemerintah bisa memperhatikan masalah ini, supaya kami masyarakat kecil tidak menderita akibat kesulitan mendapatkan minyak tanah,” tegasnya.
Ace pemilik warung kopi Eka yang beralamat di Jl Diponegoro membenarkan jika harga elpiji 3 kg cukup mahal. “Selain mahal kayaknya beratnya tidak sampai 3 Kg, masak dipakai 3 hari untuk goreng pisang sudah habis,” kata Ace yang juga penjual goreng pisang ini.
Standar harga elpiji 3 Kg sejatinya hanya Rp 15 ribu, namun di Kabupaten Ketapang harga gas 3 Kg rata-rata mencapai Rp 21 ribu sampai dengan Rp 23 ribu, hal inipun membuat masyarakat menjadi resah, mereka berharap kepada pemerintah bisa bertindak agar mereka tidak selalu tertekan oleh permainan sepekulan. (ali)
Terkait Berita Regional :