Bedah Invasif untuk Cidera Olahraga
Kesibukan dan rutinitas sehari-hari seringkali membuat kita mengalami kelelahan fisik dan mental.
JAKARTA - Kesibukan dan rutinitas sehari-hari seringkali membuat kita mengalami kelelahan fisik dan mental. Sering kali kita merasa lelah dan tidak cukup bersemangat untuk memulai aktivitas, walaupun kita telah beristirahat. Salah satu cara efektif untuk meningkatkan stamina dan semangat adalah dengan berolah raga.
Semakin berkembangnya aktivitas olah raga dan pusat-pusat kebugaran saat ini, mempermudah akses masyarakat kepada aktivitas olah raga. Olah raga memang sangat baik dilakukan, namun terkadang aktivitas ini dapat menyebabkan cedera yang cukup serius. Masyarakat awam sebaiknya memahami kondisi tubuhnya serta risiko cedera akibat aktivitas olah raga yang dijalaninya.
"Olah raga dapat menjadi sarana rekreasi, mendapatkan berat badan ideal, dan meningkatkan daya tahan tubuh. Jangan sampai ini tidak dapat dinikmati hanya karena cedera," tutur Dr. Hario Tilarso, dokter Spesialis Kesehatan Olahraga di simposium Penatalaksanaan Terkini Cedera Olah Raga dengan Bedah Minimal Invasif idi Hotel Le Dian Serang, Banten, yang digelar RS Premier Bintaro, Sabtu (26/5/2012).
Cedera akibat aktivitas olah raga dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain metode latihan yang salah, kelainan pada bagian tubuh, serta intensitas olah raga yang berlebihan. Cedera olah raga dapat berupa salah urat hingga patah tulang. Kebanyakan cedera ini dapat ditangani dengan pengobatan anti-inflamasi, istirahat, dan fisioterapi.
Lantas bagaimana dengan penanganan cedera olah raga? Dr. Sapto Adji, dokter Spesialis Ortopedi menyatakan salah satu yang bisa dilakukan adalah tindakan pembedahan minimal invasif. "Pembedahan ini memberikan keuntungan yang cukup besar dibanding tindakan pembedahan konvensional. Bedah minimal invasif hanya membutuhkan sayatan kecil sehingga mengurangi kerusakan jaringan lunak dan mempercepat masa pemulihan," tutur Sapto.
Sistem pembedahan ini bukanlah hal yang baru karena sudah dikenal di dunia olah raga profesional. "Olahragawan amatirpun dapat menggunakan bedah minimal invasif yang memungkinkannya kembali pulih seperti semula, dengan jangka waktu yang relatif singkat," papar Sapto.
RS Premier Bintaro, yang berada di bawah naungan Ramsay Health Care Indonesia, juga memberikan layanan Sport Clinic. Klinik ini memberikan penanganan cedera olahraga bersifat operatif dan non operatif. Penanganan operatif, seperti pada kasus patah tulang dan putusnya urat, dapat dilakukan dengan cara terbuka atau secara minimal invasif. (Eko Sutriyanto)