Bergantungan di Pintu Angkutan Umum, Pelajar SMKN Tewas
Albertus Magnus Kotakaki (19), siswa SMKN 1 Maumere, tewas setelah terkena ranting pohon lamtoro di pinggir jalan negara Maumere-Magepanda
Laporan Wartawan Pos Kupang, Aris Ninu
TRIBUNNEWS.COM, MAUMERE - Albertus Magnus Kotakaki (19), siswa SMKN 1 Maumere, tewas setelah terkena ranting pohon lamtoro di pinggir jalan negara Maumere-Magepanda, di Kelurahan Hewuli, Kecamatan Alok Barat, Selasa (22/5/2012) pagi. Saat itu korban yang hendak ke sekolah menggantung di pintu angkutan umum.
Ketika jatuh, kepala korban membentur aspal di jalan. Akibatnya, kepala korban mengalami luka. Saat berada di RSUD Dr TC Hillers Maumere, kepala belakang korban mengeluarkan darah yang cukup banyak.
Jenazah korban telah dibawa keluarga ke Desa Kolisia, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka, untuk dimakamkan di sana.
Kapolres Sikka, AKBP Drs. Ghiri Prawijaya, melalui Kasat Lantas Polres Sikka, AKP Sutrisno, kepada Pos Kupang (Tribun Network) mengatakan, kasus tersebut sudah ditangani Satlantas Polres Sikka.
"Angkutannya telah diamankan polisi bersama sopirnya untuk dimintai keterangan. Kejadian ini sungguh sangat disayangkan karena korban mengabaikan keselamatan dengan nekat menggantungkan diri di angkutan untuk ke sekolah. Padahal angkutan sudah penuh tapi ia masih nekad menggantung di pintu angkutan. Yang kita sesalkan sopir dan kondektur tidak memberikan teguran. Angkutan kan muatannya lima orang saja. Yang bergantungan jangan dipaksa, karena jika tidak maka inilah akibatnya," kata Sutrisno.
Dikatakannya, korban naik angkutan Suzuki Futura PO Diana Mas Nomor Polisi EB 2960 BB yang dikemudikan Kristoforus Aristo (23), warga Desa Kolisia A, Kecamatan Magepanda.
"Korban meninggal dunia setelah mendapat perawatan medis RS TC Hillers. Tindakan yang dilakukan dengan mendatangi dan olah TKP, mengamankan BB dan sopir, membuat laporan polisi (LP) dan sedang dilaksanakan pemeriksaan saksi," kata Sutrisno.
Ia mengimbau para pengemudi angkutan umum agar berhati-hati dalam mengemudikan kendaraannya dan senantiasa mengutamakan keselamatan di jalan. Kapasitas tempat duduk yang terbatas jangan dijadikan alasan membawa penumpang bergelantungan di pintu.
"Apalagi naik di atap kendaraan, terkesan sopir memaksakan diri agar mendapatkan uang lebih banyak tapi tidak bisa menjamin keselamatan penumpangnya. Kepada masyarakat pengguna angkutan umum juga agar bisa bersabar menunggu angkutan umum berikutnya yang masih bisa menampung penumpang duduk di dalam mobil. Jangan paksakan diri naik," kata mantan Kasat Lantas Polres Sumba Timur ini.
Baca juga: