Lokal Asri
Jamur ‘Zombie’ Cordyceps, Pengganti Pestisida Kimia Inovasi Ramah Lingkungan Hadapi Hama Pertanian
Tak hanya dikenal karena khasiatnya bagi kesehatan, jamur ‘Zombie’ Cordycepsjuga mulai dilirik sebagai alternatif alami pengganti pestisida.
TRIBUNNEWS.COM - Jamur cordyceps atau yang dijuluki sebagai jamur zombie sempat ramai diperbincangkan setelah penayangan serial The Last of Us. Dalam serial tersebut, jamur parasit dengan warna oren yang khas itu menyerang manusia hingga membuat mereka yang terinfeksi berubah menjadi zombie.
Mengutip dari Healthline, cordyceps adalah jenis jamur parasit yang tumbuh di tubuh larva atau serangga, dan banyak ditemukan di wilayah Asia. Saat menginfeksi inangnya, jamur ini perlahan menggantikan jaringan tubuh serangga, lalu menumbuhkan batang panjang dan ramping yang muncul dari tubuh sang inang.
Proses inilah yang membuat cordyceps dijuluki sebagai “jamur zombie”, karena secara perlahan mengendalikan dan menggerogoti tubuh serangga hingga akhirnya mengambil alih sepenuhnya.
Di balik kesan menyeramkan sebagai jamur parasit, cordyceps ternyata menyimpan beragam manfaat tak terduga. Tak hanya dikenal karena khasiatnya bagi kesehatan, jamur ini juga mulai dilirik sebagai alternatif alami pengganti pestisida.
Kemampuannya mengendalikan hama tanpa bantuan bahan kimia membuat cordyceps dinilai sebagai inovasi ramah lingkungan yang potensial, terutama dalam mendukung praktik pertanian berkelanjutan.
Baca juga: Tumbuh Subur di Alam, 5 Tanaman Liar Ini Menyimpan Berjuta Khasiat Bisa Dijadikan Obat Alami
Dilema Penggunaan Pestisida
Hama telah lama menjadi musuh abadi para petani. Kehadirannya kerap menimbulkan kerugian besar. Mulai dari kerusakan tanaman, penurunan hasil panen, hingga ancaman gagal panen total.
Untuk mengatasi masalah ini, banyak petani mengandalkan pestisida. Sayangnya, sebagian besar masih memilih jalan pintas dengan menggunakan pestisida berbahan kimia. Padahal, penggunaan zat kimia tersebut memiliki konsekuensi serius, mulai dari kerusakan ekosistem, pencemaran air tanah, hingga risiko kesehatan bagi manusia. Tak hanya itu, penggunaan yang berlebihan juga memicu munculnya hama yang kebal terhadap insektisida.
Kondisi ini semakin diperburuk oleh dampak perubahan iklim. Hama seperti kutu daun dan lalat putih berkembang lebih cepat dan menyebar ke wilayah-wilayah baru yang sebelumnya bukan habitat alami mereka.
Di tengah tekanan ini, para petani membutuhkan solusi alternatif yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan, karena cara lama seperti menyemprotkan pestisida kimia sudah tak lagi relevan untuk dilakukan.
Jamur Cordyceps Solusi Alami dari Alam
Keberadaan jamur cordyceps kini dilirik sebagai solusi alami yang ditawarkan langsung oleh alam. Jamur ini diyakini mampu membantu petani mengendalikan hama tanpa harus bergantung pada pestisida kimia.
Salah satu jenisnya, Cordyceps militaris, dikenal sebagai jamur entomopatogen yakni jamur yang dapat menginfeksi dan membunuh serangga tertentu. Sifat inilah yang membuat C. militaris efektif digunakan dalam dunia perkebunan, seperti pada kelapa sawit, untuk mengendalikan serangan hama ulat api secara alami.
Di samping itu, mengutip dari laman National Geographic, seorang ahli mikologi di Natural History Museum of Denmark bernama João Araújo telah mendedikasikan waktunya menelusuri hutan-hutan tropis Brazil hingga Kalimantan yang menjadi pusat penyebaran jamur untuk menemukan jenis-jenis baru jamur entomopatogen, termasuk ophiocordyceps.
Menariknya, pada 2008, para ilmuwan mengungkap sebuah fakta mengejutkan tentang ophiocordyceps. Di masa lalu, beberapa spesies jamur ini diketahui mengalami evolusi hingga 180 kali, berubah dari parasit mematikan menjadi simbion yang justru menguntungkan inangnya. Alih-alih menginfeksi dan mengendalikan tubuh serangga, cordyceps versi simbion justru membantu dengan memasok asam amino penting bagi kelangsungan hidup inangnya.
Kemampuan mengejutkan ini menjadi inti fokus penelitian Araújo. Dalam konteks pertanian, jika serangga inang yang diserang jamur ini merupakan hama seperti kutu daun, maka mengendalikan jamur berarti sekaligus mengendalikan hama tersebut.
Hal ini membuka peluang bagi penggunaan fungisida yang secara spesifik menargetkan jamur tanpa membahayakan organisme lain di sekitarnya, menjadikannya pendekatan yang lebih selektif dan ramah lingkungan.
Bagaimana Cara Kerjanya?
Masih mengutip dari laman yang sama, kutu daun atau yang dikenal sebagai serangga pengisap getah, telah lama membentuk hubungan simbiotik dengan bakteri untuk memperoleh nutrisi dan protein penting dari tanaman. Namun, di satu titik dalam perjalanan evolusinya, peran bakteri tersebut digantikan oleh jamur Ophiocordyceps.
Yang mengejutkan, alih-alih membunuh inangnya seperti kebanyakan jamur parasit lain, ophiocordyceps justru berkembang menjadi simbion yang menguntungkan. Mereka membantu serangga bertahan hidup, di mana membuktikan bahwa tidak semua jamur ‘zombie’ harus berakhir menyeramkan.
"Tanpa simbion ini, serangga akan mati. Idenya sederhana: membunuh jamur, membunuh hama. Senjata yang sempurna, dirancang oleh alam dan waktu,” kata Araújo.
Menariknya, cordyceps sendiri tidak sepenuhnya kebal terhadap serangan jamur parasit lain. Hal ini membuka peluang bagi para peneliti untuk memanfaatkan jamur parasit tersebut guna mengendalikan cordyceps jika diperlukan, terutama pada spesies yang dulunya bersifat merugikan.
Pendekatan ini dinilai lebih aman karena tidak perlu mengandalkan fungisida atau insektisida kimia, yang selama ini diketahui dapat merusak kesehatan tanah, mencemari sumber air, dan mengganggu keseimbangan ekosistem di sekitarnya.
Salah satu pendekatan yang tengah diteliti adalah menyemprotkan spora jamur zombie langsung ke serangga hama. Menariknya, jamur ini hanya menyerang satu spesies inang tertentu, sehingga risiko gangguan terhadap spesies lain dan dampak ekologis yang tidak diinginkan pun bisa ditekan.
Hasil awal dari penelitian di laboratorium menunjukkan prospek yang menjanjikan. Spora dari Cordyceps terbukti mampu memperpendek umur dan menurunkan tingkat reproduksi kutu putih yang biasa menyerang ladang kapas.
Selain itu, spora ini juga menghambat perkembangan larva ngengat berlian, hama yang menyebabkan kerugian besar pada tanaman silangan seperti brokoli. Tak hanya itu, Cordyceps menunjukkan potensi dalam mengendalikan lalat putih, kutu daun, ulat, tungau laba-laba, dan berbagai serangga perusak lainnya.
Baca juga: 5 Khasiat Minyak Atsiri untuk Kesehatan, Rahasia dari Tanaman yang Tumbuh Subur di Indonesia
Meski begitu, semua temuan ini masih terbatas pada pengujian di laboratorium. Untuk bisa memanfaatkan jamur zombie secara efektif di lapangan, ilmuwan masih harus mengungkap cara kerja mereka secara lebih mendalam.
#LokalAsri #ArahkanAksiAsrikanIndonesia #TribunNetwork #MataLokalMenjangkauIndonesia
Artikel ini merupakan bagian dari inisiatif Lokal Asri yang berfokus pada lokalisasi nilai-nilai tujuan pembangunan berkelanjutan. Pelajari selengkapnya!
Lokal Asri
5 Gunung Berbalut Kisah Mistis di Balik Keindahan Alam Indonesia |
---|
Kemitraan Indonesia - PBB Diperbarui, Siap Dorong Agenda SDGs hingga 2030 |
---|
Penasihat Muda Sekjen PBB, Ada Tokoh Muda Perubahan Iklim Indonesia |
---|
Misteri Segitiga Bermuda Ada di Alam Indonesia? Perairan Masalembo Namanya! |
---|
6 Geopark Alam Indonesia yang Mendunia, Dapat Pengakuan dari UNESCO! |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.