Tribunners / Citizen Journalism
8 Dekade: QUO VADIS RRI
RRI genap 80 tahun. Di tengah gempuran digital, publik bertanya: masih relevan atau hanya gema masa lalu yang makin pelan?
Editor:
Glery Lazuardi
Eko Wahyuanto,
Dosen Sekolah Tinggi Mulgtimedia ST-MMTC Komdigi Yogyakarta
TRIBUNNEWS.COM - Tanggal 11 September 2025, Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) genap 80 tahun. Rentang perjalanan panjang melintasi zaman, sejak zaman perjuangan hingga era milenial.
Delapan dekade, menunjukkan kematangan lembaga penyiaran, namun sebaliknya dapat pula dianalogikan sebagai kerentanan menghadapi tantangan industri media yang sedang melaju kencang.
Dentuman transformasi digital, ditandai platform daring yang ekspansif, RRI bak sedang berlayar menerobos gelombang algoritma ganas, tak ramah persaingan.
Kebesaran RRI sudah teruji. Bukan hanya menjadi media penyiaran, melainkan saksi hidup perjuangan melawan kolonialisme.
Hingga mendengungkan pekik proklamasi menggema ke pelosok negeri.
Pertanyaannya, apakah di usia 80 tahun, RRI masih relevan, atau akan menjadi artefak sejarah, tersimpan dalam memori kolektif bangsa?
Di tengah tren menurunnya minat pendengar radio, RRI menghadapi problem memenangkan rating.
Sementara data Ac Nielsen, dari tahun 2024 jumlah pendengar radio di Indonesia (berusia 16-64) 51,1 persen turun drastis, jauh di bawah media sosial (97,8 persen) dan televisi (84,6 persen). Pergeseran audiens ke digital, berakibat penetrasi iklan radio juga rendah.
Pada semester I 2022 hingga 2025, pangsa pasar iklan radio nasional stagnan di kisaran 0,3 persen - 0,4 persen, turun sekitar 13?ri periode tahun sebelumnya.
Data lain menyebut, iklan industri penyiaran berangsur turun karena inflasi dan event global, serta pangsa pasar yang semakin terbatas.

Ketertinggalan di Tengah Kecepatan
Transformasi digital memaksa semua media beradaptasi. Pakar media publik James Curran, dari Goldsmiths University berpandangan, media publik seharus menjadi "ruang publik modern", mampu mewakili keberagaman, bukan sekadar mengulang format lama dalam kemasan baru.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Sosok Putra Nababan, Politisi PDIP Kritik Keras Isu PHK Massal TVRI-RRI akibat Efisiensi Anggaran |
![]() |
---|
RRI Pastikan Tak Ada PHK Pegawai dan Kontributor Meski Ada Efisiensi Anggaran |
![]() |
---|
RRI Pastikan Tidak Ada PHK Pegawai meski Ada Efisiensi Anggaran, Termasuk Tukang Sapu dan Penyiar |
![]() |
---|
Direktur Utama RRI Klaim Tak Ada PHK Karyawan Imbas Efisiensi Anggaran |
![]() |
---|
Dampak Efisiensi Anggaran Prabowo: Tak Bisa Berikan Makan Siang Layak ke Anak, Orang Tua di PHK |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.